Baru-baru ini, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas) Marsekal Madya Henri Alfiandi ditetapkan sebagai tersangka kasus suap pengadaan barang dan jasa di Basarnas.
Ia ditetapkan sebagai tersangka saat KPK menggelar Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Selasa (25/7/2023).
Melansir dari pernyataan KPK, Henri diduga melakukan pengkondisian untuk pemenang tender 3 proyek Basarnas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam pertemuan ini, diduga terjadi deal pemberian sejumlah uang berupa fee sebesar 10% dari nilai kontrak. Penentuan besaran fee dimaksud diduga ditentukan langsung oleh HA," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata saat jumpa pers di gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2023).
Ia diduga menerima suap dari tersangka lainnya yang merupakan pihak swasta, yakni; Komisaris Utama PT Multi Grafika Cipta Sejati Mulsunadi Gunawan (MG), Direktur Utama PT Intertekno Grafika Sejati Marilya (MR), dan Direktur Utama PT Kindah Abadi Utama Roni Aidil (RA).
Selanjutnya, KPK akan menggelar rapat dengan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono pekan depan. Henri juga turut memberikan tanggapan. Ia mengatakan bahwa akan mengikuti mekanisme yang berlaku di TNI, karena masih seorang militer aktif.
"Penetapan saya sebagai tersangka semestinya melalui mekanisme hukum yang berlaku. Dalam hal ini saya masih militer aktif," kata Henri kepada wartawan, Kamis (27/7).
Di sisi lain, publik juga turut menyoroti harta kekayaan Henri. Mulai dari properti, aset, hingga pesawat yang dimilikinya.
Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), kekayaan Henri mencapai Rp 10.973.754.000. Ini juga didominasi lima bidang tanah senilai Rp 4.820.000.
Selain itu, Henri juga tercatat mempunyai tiga unit mobil dan sebuah pesawat terbang jenis Zenitg 750 STOL keluaran tahun 2019 yang nilainya mencapai Rp 650 juta.
Harta bergerak lainnya juga tercatat sebesar Rp 452.600.00 dan harta lainnya yang mencapai Rp 600.000.000. Kas Henri pun masih tercatat sebesar Rp 4.056.154.000 dan tidak memiliki hutang.
Media sosial juga tengah menyoroti sebuah perkampungan di lereng Gunung Pangauban, Garut. Sejumlah video tersebar di media sosial yang memperlihatkan perkampungan tersebut diisi dengan rumah mewah yang berjajar seperti istana. Warganet sampai ramai-ramai menyebutnya dengan 'Kampung Miliarder'.
Rupanya, para warga di perkampungan tersebut sebagian besar bekerja sebagai pengusaha. Untuk itu, detikPagi edisi Jumat (28/7/2023) akan menengok dengan reportase langsung ke lokasi.
Selalu hadir menemani sarapan informasi detikers, Detik Pagi tayang langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Pagi ini akan banyak pembahasan menarik, detikers bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.
"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"
(ajs/ajs)