Leher warga bernama Sultan Rif'at Alfatih terjerat kabel yang menjuntai di Jakarta Selatan pada Januari lalu. Sultan cedera parah sampai tidak bisa bicara. Dinas Bina Marga DKI Jakarta selaku instansi pemerintah yang mengurusi utilitas jalanan menyatakan belum mendapatkan informasi detail mengenai pemilik kabel yang bikin celaka itu.
"Terkait informasi tersebut terjadi sudah lama dan kami belum mendapatkan informasi," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Wiwik Wahyuni, kepada detikcom, Kamis (27/7/2023).
Peristiwa itu membuat Sultan menjadi sakit. Biaya berobat ke rumah sakit juga memakan ongkos. Agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi, Dinas Bina Marga merapikan kabel-kabel udara yang menggelantung dari tiang ke tiang jalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah melakukan perapian kabel-kabel udara yang menjuntai dan telah memerintahkan kepada pemilik utilitas untuk terus melakukan perapian kabel optik di udara agar tertata dengan baik dan tidak membahayakan masyarakat," tutur Wiwik Wahyuni.
Sudah tujuh bulan Sultan hidup tidak normal gara-gara kecelakaan akibat kabel utilitas melintang di Jl Pangeran Antasari, Jakarta Selatan. Peristiwa kecelakaan itu terjadi pada 5 Januari 2023. Dia, yang berkendara bersama teman-teman SMA-nya pukul 22.00 WIB, mengalami kecelakaan. Kabel fiber optik yang menjuntai itu tersangkut mobil, kabel itu tertarik mobil dan memantul ke leher Sultan. Sultan seketika tak sadarkan diri. Tulang tenggorokan sultan putus. Saluran makan juga putus.
![]() |
Tindakan medis dilakukan. Hingga saat ini, Sultan tidak bisa bicara serta tidak bisa makan dan minum secara normal. Paru-parunya terdampak. Dia tidak lagi bisa mengkonsumsi makanan secara normal. Berat badannya menjadi turun.
Ayah Sultan bernama Fatih FH mencoba meminta pertanggungjawaban dari pihak perusahaan pemilik kabel fiber optik yang menjuntai. 5 Juni 2023, Fatih mendatangi kantor perusahaan pemilik fiber optik itu di Jakarta Pusat. Namun upayanya tersendat gara-gara pihak perusahaan tak lagi bisa dihubungi. Keuangan keluarga terganggu karena biaya pengobatan untuk Sultan yang mahal.
"Harapan saya sih yang pasti anak saya bisa sembuh total dengan cara apa pun. Tetapi yang realistis sekarang adalah bantuan dan pertanggungjawaban pihak perusahaan, karena selain itu sekarang ini saya mencoba menjual rumah saya untuk biaya pengobatan anak saya, sudah tidak ada pilihan," tutur Fatih ayah Sultan, Rabu (26/7).
Lihat juga Video 'Terima Nasib, Napi di Surabaya Harus Kembali Ditahan Usai Melahirkan':