Profil Chairil Anwar, Sosok Penting di Balik Hari Puisi Indonesia 26 Juli

Profil Chairil Anwar, Sosok Penting di Balik Hari Puisi Indonesia 26 Juli

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Rabu, 26 Jul 2023 10:13 WIB
Chairil Anwar sudah tidak asing dalam dunia sastra Indonesia. Sosoknya berperan penting dalam peringatan Hari Puisi Nasional 26 Juli. Simak profil Chairil Anwar.
Chairil Anwar (Foto: detikcom/Ilustrasi: Luthfy Syahban)
Jakarta -

Nama Chairil Anwar sudah tidak asing dalam dunia sastra Indonesia. Sosok Chairil Anwar dikenal sebagai penyair sekaligus perannya dalam puisi Indonesia modern sehingga ia menjadi pelopor Angkatan 45 dalam Sastra Indonesia.

Chairil Anwar juga berperan penting dalam peringatan Hari Puisi Indonesia setiap 26 Juli. Hari Puisi Indonesia merujuk pada tanggal lahir Chairil Anwar, tepatnya pada 26 Juli. Berikut informasi selengkapnya.

Profil Chairil Anwar

Dilansir situs Ensiklopedia Kemdikbud, Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara. Ia lahir dari pasangan yang berasal dari Payakumbuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayahnya bernama Teoloes bin Haji Manan yang bekerja sebagai ambtenar pada zaman Belanda dan menjadi Bupati Rengat pada zaman Republik tahun 1948. Ibunya bernama Saleha yang dipanggil sebagai Mak Leha.

ADVERTISEMENT
Chairil Anwar sudah tidak asing dalam dunia sastra Indonesia. Sosoknya berperan penting dalam peringatan Hari Puisi Nasional 26 Juli. Simak profil Chairil Anwar.Chairil Anwar (Foto: detikcom/Ilustrasi: Edi Wahyono)

Jenjang Pendidikan dan Karier Chairil Anwar

Chairil Anwar mengenyam pendidikan dasar di sekolah dasar pada masa Belanda, yaitu Neutrale Hollands Inlandsche School (HIS) di Medan. Setelah tamat dari HIS, Chairil Anwar meneruskan pendidikannya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Medan, sebuah sekolah setingkat dengan SLTP atau SMP.

Chairil Anwar tidak menamatkan pendidikan di MULO Medan itu. Hanya sampai kelas satu, ia pindah ke Jakarta dan masuk kembali ke MULO di Jakarta.

Di Jakarta, Chairil Anwar hanya mengikuti MULO sampai kelas dua. Setelah itu, Chairil Anwar belajar sendiri (autodidak). Dia giat belajar bahasa Belanda, bahasa Inggris dan bahasa Jerman, sehingga ia dapat membaca dan mempelajari karya sastra dunia yang ditulis dalam bahasa-bahasa asing.

Pada bulan Januari hingga Maret 1948, Chairil Anwar bekerja sebagai redaktur majalah Gema Suasana. Namun, karena merasa tidak puas, ia mengundurkan diri dari pekerjaan itu.

Kemudian, Chairil Anwar bekerja menjadi redaktur di majalah Siasat sebagai pengasuh rubrik kebudayaan "Gelanggang" bersama dengan Ida Nasution, Asrul Sani, dan Rivai Apin. Ia merencanakan untuk mendirikan majalah kebudayaan yang bernama "Air Pasang" dan "Arena". Namun, rencana itu belum terwujud hingga Chairil Anwar meninggal dunia.

Chairil Anwar Menikah

Chairil Anwar menikah dengan Hapsah, seorang putri Haji Wiriaredjo pada tanggal 6 September 1946 di Kerawang. Chairil Anwar dan Hapsah dikaruniai seorang putri bernama Evawani Alissa dipanggil Eva.

Eva lahir pada tanggal 17 Juni 1947. Namun, pernikahan Chairil Anwar dan Hapsah tak bertahan lama. Keduanya bercerai tanpa diketahui sebabnya.

Eva dibawa oleh Hapsah. Pada usia 8 tahun, Eva baru mengetahui bahwa Chairil Anwar itu ayahnya. Anak semata wayang Chairil Anwar ini kemudian memperoleh pendidikan tinggi hukum dan berprofesi sebagai pengacara.

Karya-karya Chairil Anwar

Pada tanggal 28 April 1949, Chairil Anwar meninggal dunia pukul 14.30. Jenazahnya dimakamkan pada tanggal 29 April 1949 di Pemakaman Umum Karet, Jakarta Selatan. Semasa hidupnya, Chairil Anwar telah menghasilkan beberapa karya, di antaranya:

  • Sajak "Nisan" (1942)
  • Sajak "Mirat Muda" (1949)
  • Sajak "Chairil Muda" (1949)
  • Sajak "Buat Nyonya N" (1949)
  • Sajak "Aku Berkisar Antara Mereka" (1949)
  • Sajak "Yang Terhempas dan Yang Luput" (1949)
  • Sajak "Derai-Derai Cemara" (1949)
  • Sajak "Aku Berada Kembali" (1949)

Selama enam setengah tahun sejak tahun 1942-1949, Chairil Anwar telah menghasilkan 71 buah sajak asli, 2 buah sajak saduran, 10 sajak terjemahan, enam prosa asli dan 4 prosa terjemahan.

Selain itu, sajak-sajak Chairil Anwar terkumpul dalam terbitan buku, antara lain:

  1. Deru Campur Debu (1949)
  2. Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus, (1949)
  3. Aku Ini Binatang Jalang (1986)

Tonton juga Video: Sambut Hari Puisi Nasional, Miles Films Garap Antologi Chairil Anwar

[Gambas:Video 20detik]



(kny/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads