BRIN Gelar Simposium ASEAN-Jepang, Soroti Masalah Perdagangan Orang

BRIN Gelar Simposium ASEAN-Jepang, Soroti Masalah Perdagangan Orang

Silvia Ng - detikNews
Selasa, 25 Jul 2023 14:51 WIB
BRIN gelar simposium ASEAN-Jepang
BRIN gelar simposium ASEAN-Jepang (Silvia Ng/detikcom)
Jakarta -

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar simposium internasional dalam rangka memperingati persahabatan ASEAN dengan Jepang. BRIN menyebut tantangan saat ini adalah perdagangan manusia hingga perdagangan barang ilegal.

Simposium ini mengangkat tema 'Mobility between ASEAN and Japan: Its Future and How We Shape It'. Acara diawali dengan kata sambutan dari Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.

"Para hadirin, waktu digelarnya simposium ini sangat tepat, karena tahun ini Indonesia memegang Keketuaan ASEAN dan juga kita memperingati 50 tahun persahabatan dan kerja sama ASEAN-Jepang," kata Handoko saat membuka acara simposium di Auditorium BJ Habibie, Gedung BRIN, Jakarta Pusat, Selasa (25/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di bawah semangat kawasan ASEAN yang penuh damai, kami telah membuka perbatasan kami untuk memungkinkan mobilitas, tetapi pada saat yang sama kami juga menghadapi masalah yang menantang seperti perdagangan manusia dan barang ilegal," sambung dia.

Handoko berharap simposium ini dapat mencari solusi alternatif untuk mengatasi potensi masalah tersebut. Terlebih, seiring dengan mobilitas manusia di ASEAN dan Jepang.

ADVERTISEMENT

"Saya berharap simposium hari ini akan menandai kesempatan penting di mana Anda semua dapat membentuk mobilitas orang antara ASEAN dan Jepang, memperluas kerja sama dan kolaborasi, dan memberikan solusi alternatif tentang bagaimana kita mengatasi potensi masalah yang muncul seiring dengan itu," tuturnya.

Selanjutnya, Handoko juga menyoroti soal mobilitas manusia antara ASEAN dan Jepang yang terus mengalami penurunan. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di ASEAN, lanjut Handoko, Indonesia harus memberikan kontribusi signifikan dalam persentase itu.

"Hadirin yang berbahagia, bidang riset dan inovasi, serta IPTEK secara umum, persentase mobilitas antar negara ASEAN relatif kecil, bahkan mobilitas antara ASEAN dan Jepang juga terus mengalami penurunan dibandingkan wilayah lain di dunia. Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN dengan jumlah penduduk terbesar harus memberikan kontribusi yang signifikan dalam persentase ini," ungkapnya.

"Setelah didirikannya BRIN pada tahun 2021, kami telah menetapkan 8 skema program mobilitas peneliti yang terbuka untuk siapa saja berdasarkan kompetisi. Bahkan, beberapa skema terbuka untuk orang asing terlepas dari kewarganegaraan mereka, yaitu penelitian tamu dan beasiswa pascadoktoral. Lebih dari itu, kami juga siap untuk mengembangkan segala jenis skema joint funding atau co-funding untuk melakukan kegiatan penelitian di bidang apa pun. Kami juga memiliki mekanisme gelar berdasarkan penelitian untuk memungkinkan mahasiswa pascasarjana, mendapatkan gelar PhD di mitra universitas mana pun melalui kegiatan penelitian yang diawasi bersama oleh peneliti senior kami dan profesor universitas mitra," imbuh dia.

Lebih lanjut, Handoko berharap simposium ini dapat memperkuat kerjasama ASEAN dengan Jepang. Serta, dia berharap simposium ini mencarikan solusi terhadap berbagai masalah, salah satunya mengenai perdagangan orang.

"Sekali lagi, melalui simposium dua hari ini, saya berharap Anda semua dapat membentuk mobilitas manusia antara ASEAN dan Jepang, memperluas kerja sama dan kolaborasi, dan memberikan solusi alternatif tentang bagaimana kita mengatasi potensi masalah yang muncul seiring dengan itu. Saya percaya Anda semua memiliki perspektif yang lebih baik dengan mendiskusikan dan menelaah masalah-masalah tersebut secara akademis," kata Handoko.

Simak juga 'Polisi Periksa Kesehatan 3 Korban TPPO Jual Ginjal di Kamboja':

[Gambas:Video 20detik]



(lir/lir)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads