Polisi telah mengidentifikasi pria mengaku TNI yang menikam Yosua Samosir (38), pemilik warung kopi (warkop) di Jalan Adi Sucipto, Medan, Sumatera Utara. Pelaku pun kini tengah diburu.
PS Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan pihaknya telah menyelidiki peristiwa itu. Sejumlah saksi dan CCTV yang ada di lokasi kejadian juga telah diperiksa.
"Terkait kejadian itu, kami sudah melakukan beberapa rangkaian penyelidikan. Salah satunya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sembilan saksi," kata Fathir dilansir detikSumut, Selasa (25/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fathir menjelaskan, pihaknya telah mendapat kamera CCTV yang menyoroti lokasi saat terjadinya penganiayaan yang membuat Yosua meninggal dunia.
"Dari CCTV itu kami dapat mengidentifikasi ciri-ciri pelaku. Ada beberapa orang yang dicurigai. Tapi ini masih kami dalami. Pastinya pelaku kami buru," sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, Berto Siagian selaku keluarga dan saksi di lokasi mengatakan Yosua ditikam oleh pelaku pada Minggu (23/7), sekitar pukul 01.00 WIB. Awalnya, Yosua dengan bersama lima rekannya sedang buat acara di depan warkopnya.
Lalu, ada pelaku yang mengendarai mobil terlihat cekcok dengan dua pengendara motor di seberang warungnya. Yosua dan rekaannya mendatangi lokasi untuk memastikan apa yang terjadi.
Sementara itu, Kapentak Kosek 1 Medan Letda Dani mengatakan kasus itu masih dalam proses penyelidikan dari pihak kepolisian. Ia turut mendukung agar pihak berwajib untuk mengungkap siapa pelakunya.
Pihaknya pun telah berupaya untuk mengecek ke anggota yang berada di mes soal kejadian itu.
"Kami secara internal sudah mengecek ke seluruh anggota. Hasilnya, kami tidak menemukan ada anggota yang keluar dari mess saat kejadian," ungkap Dani, Senin (24/7).
Di samping itu, Pabanda Pamadya Kosek 1 Medan Mayor Indra Paulus mengatakan pihaknya mengklarifikasi bahwa sejauh ini belum mendapati siapa pelakunya. Ia pun menegaskan ada personel yang terlibat maka akan diproses hukum sesuai dengan aturan berlaku.
"Jika ada personel kami yang terlibat, kami akan proses secara hukum," kata Indra.
Baca berita selengkapnya di sini.
(rdp/idh)