BKSAP DPR RI Pantau Pemilu di Kamboja: 18 Parpol Berebut 125 Kursi Parlemen

BKSAP DPR RI Pantau Pemilu di Kamboja: 18 Parpol Berebut 125 Kursi Parlemen

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 23 Jul 2023 12:01 WIB
BKSAP
Wakil Ketua BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana dengan Jenderal Bintang 4 Kamboja Hun Manet (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana menyaksikan langsung pemilu partai politik di Kamboja. Menurut dia, proses pesta demokrasi di Kamboja berjalan dengan lancar, damai dan penuh kegembiraan sehingga ia berharap hal ini terjadi juga di Indonesia yang akan menghadapi Pemilu 2024.

"Sebagai observer dari BKSAP Indonesia, saya melihat pemilu di Phnom Penh, Kamboja, hari ini sangat menarik. Pemilu mereka berjalan damai, sukacita, dan penuh riang gembira, sehingga perlu dijadikan contoh pesta demokrasi Kamboja bagi negara di dunia, khususnya Indonesia yang mau memasuki Pemilu 2024," kata Putu melalui keterangannya pada Minggu, 23 Juli 2023.

BKSAPFoto: dok. Istimewa

Memang, Putu menyebutkan penduduk Kamboja yang akan menjadi pemilih dalam pemilu yang diselenggarakan pada Minggu, 23 Juli 2023, itu sebanyak 9,7 juta orang. Namun, menurut dia, proses kampanye di Kamboja sangat memaknai pesta demokrasi, yakni bergembira tanpa ada saling menghujat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemilu itu maknanya pesta demokrasi, jadi semua gembira tidak saling menghujat, tidak saling gontok-gontokan maupun saling fitnah. Meski banyak partai politik yang ikut berkontestasi, sekitar 18 partai untuk merebut 125 kursi parlemen," jelas Legislator asal Bali.

Karena itu, Putu mengatakan negara dunia, khususnya Indonesia, yang merupakan negara Asia, agar mencontoh proses pemilu yang dilakukan Kamboja. Menurutnya, pemilu di Kamboja berjalan sangat demokratis.

ADVERTISEMENT

"Kamboja ini termasuk negara yang tergolong muda, tapi mampu melaksanakan pesta demokrasi secara demokratis sesuai dengan kearifan lokalnya, damai dan penuh gembira. Jadi jangan melihat besar atau kecil jumlah penduduknya," ujarnya.

Pada Pemilu 2018, menurut Putu, ada 17 partai yang mencalonkan diri tapi sebagian besar tidak punya kekuatan sumber daya untuk melawan partai yang berkuasa meraih 125 kursi majelis, yakni Partai Kamboja (CPP) dengan pimpinan Perdana Menteri Hun Sen.

Menurut dia, Hun Sen memimpin Kamboja di usia 70 tahun itu telah mencapai status berpenghasilan menengah ke bawah, dengan peningkatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.

"Sektor manufaktur tekstilnya, terutama untuk merek-merek terkenal Barat, berkembang pesat, menciptakan lapangan kerja vital. Sementara ekonomi tumbuh rata-rata 7,7 persen antara tahun 1998 dan 2019," ungkapnya.

Kini, lanjut Putu, putra dari Perdana Menteri Hun Sen digadang-gadang akan menggantikan posisinya untuk Pemilu 2023, yakni Hun Manet. Putu mengatakan, Han Manet, yang usianya masih 45 tahun, merupakan lulusan akademi militer West Point di Amerika Serikat dan sering bertemu pemimpin dunia, wakil pemimpin dan menteri luar negeri dari negara lain.

Hun Manet, lanjut dia, dengan cepat naik pangkat di angkatan bersenjata Kamboja dan menjabat kepala kontra-terorisme, wakil kepala unit pengawal ayahnya, kepala tentara, wakil komandan militer, dan saat ini menjadi jendral bintang empat.

"Di umur 45 tahun, Hun Manet saat ini Jendral berbintang empat di Kamboja. Ini merupakan prestasi yang luar biasa. Lalu, Hun Manet juga mempunyai pendidikan tinggi dengan gelar master dari Universitas New York dan gelar doktor dari Universitas Bristol Inggris. Keduanya di bidang ekonomi. Dia melewati pendidikan ayahnya dan bahkan di usia muda sudah sering bertemu pemimpin dunia, wakil pemimpin dan menteri luar negeri dari negara lain," pungkasnya.

(dhn/dhn)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads