Studi Komparatif Polisi AS
Mantan Kapolda Kalteng ini menjelaskan lebih jauh, keyakinan Polri terhadap pentingnya kualitas psikologi calon anggotanya juga didasari hasil riset Puslitbang Polri yang menunjukkan generasi Z cenderung rentan mentalnya dibanding generasi sebelumnya. Selain itu, hasil riset menunjukkan angka rata-rata kasus bunuh diri anggota Polri lebih tinggi dari non-Polri.
"Kami selalu melihat hasil riset, studi komparatif, bahwa ke depannya generasi Z ini memiliki kecenderungan kekuatan mentalnya dan kejiwaannya jauh lebih rentan dibanding generasi sebelumnya," ucap Dedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan SSDM Polri, jumlah anggota polisi yang bunuh diri dalam periode Januari hingga Juli 2023 sebanyak 19 orang.
"Yang paling kita lihat itu dari angka bunuh diri polisi. Angka bunuh diri polisi ini kan di atas rata-rata nasional. Ada riset Puslitbang Polri yang disandingkan dengan hasil riset yang ada di luar, bahwa angka rata-rata angka bunuh diri masyarakat di Indonesia 1,6. Nah di polisi ini kita sudah 2,2," sambung dia.
Untuk menekan angka bunuh diri anggotanya, Polri kini menggandeng ICITAP untuk mengembangkan peer counselling. Dengan adanya peer counselling, Polri berharap anggota yang memiliki masalah di sisi psikologi dapat dipetakan sehingga dapat dilakukan pencegahan terhadap anggota yang depresi.
"Kami saat ini juga kerja sama dengan ICITAP. Sekarang ini ICITAP juga sedang mengembangkan peer counseling. Karena tingkat stres depresi polisi di Amerika juga mengalami peningkatan. Jadi ICITAP kerja sama dengan kita juga mengembangkan peer counseling, tujuannya untuk me-mapping potensi-potensi anggota yang punya kecenderungan mengalami depresi," ujar Dedi.
"Jika kita sudah memetakan, maka kita bisa melakukan langkah mitigasi awal. Tiap-tiap polda itu kita membuat semacam kelompok peer counseling yang konselornya berasal dari anggota-anggota, untuk menjadi wadah curhat, tempat cerita bagi yang psikologisnya bermasalah, saluran menyampaikan unek-unek," lanjut dia.
(aud/fjp)