Jakarta - Setelah melakukan investigasi selama 1 tahun, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya memberikan rekomendasi kasus kecelakaan pesawat Mandala di Padang Bulan, Medan 5 September 2005 lalu kepada Menhub Hatta Rajasa. Sayang, penyebab kecelakaan masih penuh misteri.Rekomendasi tersebut diberikan pada 18 September 2006. Meski kesulitan dalam investigasi, rekomendasi itu juga memuat kesimpulan penyebab kecelakaan yang menewaskan 143 orang itu."Kecelakaan pasti tidak pernah
single factor, penyebabnya tidak hanya satu," ungkap Ketua KNKT Setyo Raharjo di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (27/9/2006).Sayang, Setyo menolak membeberkan penyebab kecelakaan pesawat tersebut.Namun Setyo mengakui KNKT mengalami sedikit kesulitan dalam melakukan investigasi karena sebagian kotak hitam pesawat tidak berfungsi."Sampai di akhir investigasi ada yang tidak bisa secara jelas terdengar dari
black box," ungkap Setyo.Dibeberkan Setyo, pesawat Mandala yang mengalami kecelakaan itu menggunakan kotak hitam dengan 5 parameter. Jenis kotak hitam ini biasanya dipakai pesawat produksi tahun 70-an. Untuk jenis pesawat baru, kotak hitam sudah berkembang sehingga ada yang berisi 700-800 parameter."Jadi semuanya bisa ketahuan apa yang terjadi di pesawat. Bahkan ke depannya berada di tempat atau tidak pilotnya bakal ketahuan," kata dia.Di dalam kotak hitam yang ditemukan dalam kecelakaan itu ada rekaman suara di 4 tempat, yakni di bagian pilot, co-pilot, kokpit dan bagian antara kokpit dengan kabin. Dan di
track ketiga kotak hitam itu atau bagian kokpit, rekaman suaranya mengalami masalah.Rekomendasi KNKT, kata Setyo, masih harus dilaporkan Menhub kepada presiden sebelum disampaikan kepada publik. "Setelah itu nanti akan kita sebarkan juga ke pihak-pihak terkait seperti Boeing,
airport/i>, Mandala dan tim investigasi," ujarnya.Meski terlihat enggan membeberkan secara rinci rekomendasi yang disampaikan kepada Menhub, Setyo sempat menyebutkan rekomendasi yang disampaikan KNKT ada sekitar 7-10 poin.Salah satu rekomendasi menyarankan untuk diberlakukan real time airport emergency plan. Artinya bandara harus melatih kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi keadaan darurat, terutama bila kecelakaan di luar bandara, tapi dalam radius bandara bersangkutan.Pesawat Boeing 737-200 milik Mandala Airlines jatuh di kawasan Padang Bulan, Medan, Indonesia pada 5 September 2005. Kecelakaan ini terjadi saat pesawat sedang lepas landas dari Bandara Polonia, Medan.Pesawat tersebut menerbangi rute Medan-Jakarta dan mengangkut 116 orang (111 penumpang dan 5 awak). Penumpang yang selamat berjumlah 17 orang. Sementara 44 orang di darat turut menjadi korban. Salah satu korban tewas adalah Gubernur Sumatera Utara Rizal Nurdin.
(umi/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini