S merupakan kader dan bacaleg PDIP daerah pemilihan Sekotong Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat diamuk massa hingga babak belur. S dituding telah memperkosa putrinya, I (16). Namun, I disebut mengaku ayahnya tak memperkosannya.
S saat ini dirawat intensif di RSUD Tripat Gerung, Lombok Barat. Amuk massa terhadap S terjadi di Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong, Minggu (16/7/2023) sekitar pukul 14.00 Wita.
Kabidhumas Polda NTB Kombes Arman Asmara Syarifuddin menjelaskan pemeriksaan terhadap I selaku saksi korban juga akan dibuatkan berita acara interogasi. Saat ini, kasus ini naik ke tahap penyidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saksi korban dugaan kasus asusila diperiksa didampingi psikologi eksternal dan dari LPA Mataram," ujar Arman dilansir detikBali, Kamis (20/7/2023).
Sementara itu, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram memberi pendampingan terhadap I. Kondisi I disebut mengalami trauma dan tertekan. I merasa dirinyalah penyebab ayahnya diamuk warga hingga bonyok.
"Yang dipikirkan adalah kondisi bapaknya sekarang, bukan kejadian sebelumnya. Mengetahui bahwa bapaknya mendapati kejadian seperti itu karena persoalan yang melibatkan dia, itu yang membuat kayak ada penyesalan," kata Kepala LPA Mataram Joko Sumad, Rabu (19/7/2023).
Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDIP NTB Raden Nuna Abriadi mengungkapkan S diperkusi di media sosial hingga viral. Menurutnya, cercaan tersebut telah merugikan partainya.
"Apapun alasannya, benar dan salahnya informasi yang beredar itu, tidak boleh ada perbuatan bar bar (perkusi) yang viral di media sosial itu. Apalagi, S adalah kader kami. Yang jelas ini mencederai rasa kemanusiaan. Apalagi si anak sudah mengakui bahwa ayahnya bukan pelaku dari tindakan pemerkosaan itu," kata Raden Nuna saat konferensi pers di Kantor DPD PDIP NTB, Kamis (20/7/2023).
Baca berita selengkapnya di sini dan di sini.
Simak juga 'Bos PPI soal Apel Siaga Perubahan: Semacam Tantangan Balik ke PDIP':