Medan - Angkatan Laut Malaysia, yang disebut Tentara Laut Diraja Malaysia, mengakui telah terjadi kesalahan dalam kasus tertembaknya dua nelayan Indonesua pada pertengahan September lalu. Pengakuan itu disampaikan kepada Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan, yang bermarkas di Belawan, Medan. "Ketika kita tanyakan kepada mereka, pimpinan Angkatan Laut Malaysia mengakui ada kesalahan prosedur yang dilakukan komandan kapal patroli AL Malaysia. Komandan kapalnya waktu itu masih baru," kata Komandan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Sadiman kepada wartawan di Medan, Selasa (26/9/2006). Kasus itu sendiri terjadi pada Minggu (17/9/2006). Bermula ketika kapal nelayan Super Jaya yang dinakhodai Alfian, bertemu dengan lapal patroli Malaysia Baung 3509 sekitar 40 mil laut dari Pulau Berhala, Kabupaten Deli Serdang, Sumut. Pihak Malaysia meminta kapal berheti karena telah memasuki wilayah Malaysia. Namun Super Jaya tetap melajy dan pihak patroli Malaysia melepaskan tembakan. Naas bagi Zainuddin, 35 tahun dan Hok Chuan, 26 tahun. Keduanya yang saat kejadian sedang berada di ruang palka, terkena tembakan. Dan hingga kini masih dirawat di Rumah Sakit Martha Friska, Jalan Yos Sudarso, Medan. Menurut Laksamana Sadiman, pengakuan adanya kesalahan prosedur itu disampailkan Angkatan Laurt Malaysia saat kegiatan penutupan patroli bersama Angkatan Laut Malaysia dan Angkatan Laut Indonesia dengan nama Patkor Terkordinasi Malindo pada 20 Sepetember lalu. Namun begitu, pihak AL Malaysia bersikukuh nelayan Indonesia sudah memasuki wilayah negara tetangga tersebut. Mereka menyatakan, kapal sudah berada dalam teritorial Malaysia ketika disergap kapal patroli.
(zal/zal)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini