Yogyakarta - Setiap bulan Ramadan tiba, gang kecil yang membelah Kampung Kauman kembali dipenuhi warga setiap sore. Di gang kecil itu warga hendak membeli aneka jajanan penganan yang dijual oleh warga Kauman di Pasar Sore Ramadan.Selama beberapa tahun terakhir ini tiap bulan puasa, nama Kampung Kauman memang tak bisa dilepaskan dari sebutan pasar jajanan khusus untuk menu buka puasa. Di lorong sepanjang 200 meter itu, puluhan pedagang berlomba menggelar dagangannya. Aneka makanan itu dijajakan oleh ibu-ibu warga Kauman itu dilakukan sambil menunggu waktu buka puasa.Mereka menggelar dagangan di depan rumah warga hingga memakan separuh lorong selebar 3 meter itu. Puluhan pedagang makanan, minuman berjajar rapi dari utara hingga ke selatan. Di pintu masuk gang terpasang spanduk 2 meter warna kuning dan oranye bertuliskan "Selamat datang di Pasar Sore Ramadan 1427 H Kauman Jogjakarta".Agar lancar, semua pedagang ditempatkan di sisi timur gang. Sedangkan para pembeli berada di sisi barat. Oleh pengurus kampung setempat, para pedagang juga disediakan tenda seng untuk menghindari panas dan hujan. Warga hanya diminta memberikan sumbangan sukarela untuk mengisi kas kampung.Saat
detikcom menyusuri gang di sisi barat Kampung Kauman, tempat digelarnya Pasar Sore Ramadan, Selasa (26/9/2006) pukul 15.00 WIB, ratusan orang sudah berdatangan silih berganti. Para pedagang yang sebagian besar warga Kampung Kauman itu sejak pukul 13.30 WIB sudah menata dagagan di atas sebuah meja kecil.Aneka makanan dan minuman dijajakan warga mulai dari kue lumpur, bika ambon, pastel, risol, lemper, martabak, apem, semar mendem, arem-arem, kue lapis, es dawet, koktail, es kelapa muda dan aneka jenang. Adapula warga yang menjual sayur dan lauk-pauk seperti mangut lele, capcay, mie/bihun goreng, sambel goreng, oseng-oseng tempe, oseng-oseng ikan teri, bandeng, sayur brongkos, ayam goreng, ayam bakar dll.Semua makanan berbagai macam dijual di tempat itu. Meski setiap pedagang menjual barang dagangan yang sama dan saling berdekatan bahkan berhimpitan, mereka tidak khawatir atau merasa kalah bersaing. Bagi mereka, menjual makanan untuk menu buka puasa itu adalah ibadah sekaligus menunggu waktu buka."Kalau tidak laku, ya bukan rezeki kita. Sebab semua barang ini adalah titipan dari pedagang lain," kata Aminah, salah seorang penjual di Pasar Sore Ramadan.Menurut dia, kegiatan seperti ini sudah dilakukan setiap setahun sekali saat puasa. Berdagang seperti ini sudah dilakukan sejak 8 tahun lalu setelah menggantikan orangtuanya. Dirinya bersama anggota keluarga lainnya berjualan makanan sekadar untuk mengisi kesibukan selama puasa.Dia mengatakan sejak pagi menjelang lohor, beberapa keluarganya sudah memasak beberapa lauk-pauk dan sayuran yang akan dijual. Sedangkan beberapa macam kue dan minuman ringan sebagian besar disetori oleh warga lainnya.Aneka jajanan basah dijual harga Rp 500-1.250, lauk dengan harga Rp 1.000-3.000, sayur Rp 1.000-2.000 per bungkus. Makanan khas yang dijual warga Kauman untuk menu makan malam setelah buka puasa antara lain oseng-oseng kikil sapi, capcay goreng, bihun boreng, dan tempe/tahu bacem.Menurut dia, modal yang dibutuhkan warga untuk berdagang selama bulan puasa ini rata-rata mencapai Rp 1,5-2 juta. Selama satu bulan penuh omset mencapai lebih dari Rp 3 juta. "Keuntungannya sekitar Rp 1 jutaan dan kebutuhan makan keluarga juga sudah terpenuhi," katanya.
(zal/zal)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini