Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Hartanto mengungkap hasil pemodelan terkait gempa megathrust. Hartanto mengatakan, dari hasil pemodelan, gempa megathrust di selatan Jawa berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Banten. Namun, dia menegaskan bahwa ini bukanlah prediksi ataupun prakiraan.
"Tapi berdasarkan dari perhitungan pemodelan, maka potensi megathrust yang ada di Selatan Jawa yang akan berpotensi mengakibatkan tsunami di wilayah Banten bagian Selatan bagian-bagian barat itu berpotensi terjadi," kata Hartanto dalam seminar Hari Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ke-76: Informasi Cuaca, Iklim, Gempabumi, dan Tsunami Ramah Disabilitas, yang digelar secara virtual, Kamis (20/7/2023).
Hartanto menekankan bahwa hasil pemodelan tersebut bukanlah prediksi, melainkan hasil perhitungan BMKG. Dia juga menekankan bahwa saat ini potensi gempa megathrust tersebut belum terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Potensi megathrust yang ada di Selatan Jawa yang bisa berpotensi menimbulkan tsunami sampai sekarang masih belum terjadi dan berdasarkan hasil pemodelan, berdasarkan dari perhitungan, bukan prediksi ya Pak, bukan prakiraan," ungkapnya.
"Kapan terjadinya? Wallahualam, kita tidak pernah tahu kapan terjadinya," imbuh Hartanto.
Hartanto pun mewanti-wanti masyarakat tidak mudah mempercayai kabar akan terjadinya gempa. Dia menegaskan informasi mengenai gempa yang valid hanya berasal dari BMKG.
"Jadi pada saat nanti ada informasi-informasi yang beredar melalui media WhatsApp yang menyatakan bahwa akan terjadi gempa dengan kekuatan sekian pada hari ini jam sekian, bisa dipastikan bahwa itu adalah hoax, adalah informasi palsu. Bapak ibu tidak perlu menyebarluaskan ke orang lain lagi. Informasi yang Bapak Ibu pegang adalah informasi dari BMKG hanya itu sumbernya," tegasnya.
Baca juga: Gempa M 5,4 Terjadi di Pulau Doi Malut |
Potensi Gempa Makin Sering
Lebih lanjut, Hartanto juga menyampaikan bahwa berdasarkan catatan BMKG, aktivitas gempa di Indonesia saat ini makin sering. Namun, dia mengingatkan bahwa aktivitas gempa merupakan hal yang wajar lantaran Indonesia berada di lintasan gempa.
"Berdasarkan dari catatan gempa maka pada Januari sampai dengan Juni kita melihat bahwa trend terjadinya gempa kecenderungannya dalam fluktuasi. Tapi potensi-potensi terjadi catatan gempa itu juga semakin, semakin sering," pungkas Hartanto.
Lihat juga Video: Langkah BMKG Antisipasi Dampak Ancaman El-Nino di Indonesia