Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berbicara soal kemunculan permukiman warga kolong tol di Ibu Kota. Ke depannya, Heru meminta para wali kota turun ke lapangan melakukan penataan secara bertahap.
Heru awalnya menjelaskan, pada 2009, Pemprov DKI Jakarta telah menata hunian kolong tol yang membentang sepanjang 12 kilometer. Kala itu, warga penghuni kolong tol direlokasi ke rumah susun untuk mendapatkan kehidupan lebih layak.
"Pemda DKI, saya lupa tahunnya, sekitar 2009-2010, pernah melakukan pengosongan kolong tol sepanjang 12 km dan mereka dulu sudah dimasukin ke beberapa rumah susun," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkaca dari pengalaman itu, Heru menginstruksikan wali kota se-DKI Jakarta untuk turun ke lapangan serta melakukan penataan. Menurutnya, upaya itu harus dilakukan secara perlahan dengan melakukan pendekatan dengan penduduk sekitar.
"Hari ini kalau ada lagi penduduk di sana, saya minta para walkot mencermati itu dan dinsos akan diturunkan ke sana," terangnya.
"Tapi ketika secara berlahan-lahan pindah ke rusun, ini harus tetap dijaga ada konsep awal tempat bermain, ada tempat olahraga dan lain-lain. Pemda juga perhatikan," sambungnya.
Di sisi lain, Heru mengatakan saat ini masih mengkaji rencana pembebasan retribusi bagi warga eks penghuni kolong tol. Akan tetapi, menurut Heru, Pemprov DKI memiliki keterbatasan.
"Sedang dipikirkan retribusi untuk rusun. Kemampuan pemda kan juga terbatas," ucapnya.
Diketahui, permukiman di kolong Tol Angke, Jakarta Barat, ramai disorot. Lurah Jelambar Baru Danur Sasono mencatat ada 83 keluarga yang bermukim di sepanjang kolong tol, beberapa di antaranya merupakan warga korban penggusuran eks Kalijodo.
Simak juga 'Heboh Aksi Pria Lompat dari Lantai 29 Apartemen di Jatinegara Jaktim':
(taa/rfs)