Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mempertanyakan untuk apa terus-terusan memamerkan operasi tangkap tangan (OTT) KPK. Menko Polhukam Mahfud Md menilai logika Luhut sudah benar.
"Ya dari satu segi ya betul dong Pak Luhut. Dari satu segi bahwa sebaiknya tidak banyak OTT, caranya apa, cegah agar tidak terjadi korupsi. Itu artinya digitalisasi yang lebih bagus di pemerintahan kan sudah benar logikanya Pak Luhut," kata Mahfud kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023).
Meski demikian, Mahfud mengatakan OTT terhadap terduga pelaku korupsi tak bisa dilarang. Dia mengatakan OTT tak bisa dilarang karena pencegahan tindak pidana korupsi di Indonesia masih belum sempurna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi logika konkretnya, OTT tidak bisa dilarang karena masih terjadi sebelum proses atau mekanisme pencegahan itu berjalan sempurna, kan gitu aja," ujar Mahfud.
Mahfud mengatakan pendapatnya tidak bertentangan dengan Luhut. Mahfud mengatakan pemerintah ingin mencegah korupsi di Indonesia, tapi OTT tetap diperlukan jika pencegahan belum dilakukan dengan baik.
"Tidak ada yang bertentangan, bagus, untuk jangka panjang jangan pamer-pamer OTT kita cegah dari awal. Tapi sekarang karena belum bisa dicegah ya di-OTT saja malah kalau saya lebih bagus, biar tampak bahwa negara hadir di situ," ujar Mahfud.
Sebelumnya, Luhut berbicara soal OTT yang dilakukan KPK. Luhut menilai semakin sedikit OTT, kerja KPK semakin baik.
"Kalau OTT-nya ndak ada malah lebih bagus. Berarti pencegahannya lebih baik," kata Luhut di KPK, Jakarta Selatan, Selasa (18/7).
Pada tahun ini, KPK pun baru melakukan tiga kali OTT. Luhut menyambut antusias sistem penegakan hukum yang tengah berlangsung di KPK.
Dia mengaku heran jika penindakan korupsi di Indonesia masih dibanggakan dengan banyaknya kegiatan operasi tangkap tangan.
"Ya memang harus ke situ (OTT sedikit). Kita ngapain bangsa ini pamer-pamer OTT-OTT melulu, bangga lihat itu? OTT Rp 50 juta, Rp 100 juta. Kau ndak pernah cerita berapa mereka menghemat triliunan-triliunan," jelas Luhut.
Secara khusus Luhut juga memuji kinerja Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan. Dia mengapresiasi sistem pencegahan yang telah disusun Pahala di KPK.
"Pahala itu kerja sama saya. Lapor presiden, Pak Presiden ini kerjanya Pahala sama Firli ini hebat, paten. Karena menurut saya angka urusannya," ujar Luhut.
Tonton juga Video: Luhut di KPK: Ngapain Pamer OTT Mulu, Bangga Lihat Itu?