Perpus MPR Bisa Jadi Sumber Referensi Masyarakat, tapi Masih Punya PR

Perpus MPR Bisa Jadi Sumber Referensi Masyarakat, tapi Masih Punya PR

Jihaan Khoirunnisaa - detikNews
Senin, 17 Jul 2023 21:48 WIB
Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Setjen MPR Indro Gutomo
Foto: dok. MPR RI
Jakarta -

Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Setjen MPR Indro Gutomo mengatakan pihaknya mendorong Perpustakaan Setjen MPR agar menjadi sumber referensi ketatanegaraan bagi masyarakat. Namun menurutnya masih banyak hal yang perlu dibenahi.

Pertama mengupayakan digitalisasi perpustakaan, e-library. Kedua penyuluhan kepada pelajar, mahasiswa, guru, serta pengunjung perpustakaan. Ketiga melakukan pengenalan perpustakaan MPR kepada setiap delegasi yang menjadi tamu MPR. Keempat restrukturisasi organisasi, untuk merombak pegawai yang sebelumnya pegawai struktural menjadi fungsional.

Hal tersebut ia sampaikan Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Setjen MPR Indro Gutomo saat menerima 30 mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Diketahui kegiatan 'Penyuluhan Perpustakaan' tersebut digelar di Gedung Perpustakaan MPR, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indro Gutomo mengatakan saat ini MPR banyak menerima delegasi dari berbagai sekolah dan kampus serta kelompok masyarakat. Adapun maksud kedatangan mereka untuk mengenal lebih jauh tentang tugas dan wewenang MPR.

"Nah selepas kegiatan itu, kita dorong mereka berkunjung ke perpustakaan. Apalagi saat ini koleksi buku perpustakaan MPR RI sangat memadai, khususnya mengenai sejarah MPR RI dari masa ke masa, maupun risalah amandemen UUD 1945. Setiap delegasi yang berkunjung, kita wajibkan singgah di perpustakaan," katanya dalam keterangannya, Senin (17/7/2023).

ADVERTISEMENT

Dengan langkah tersebut diharapkan Perpustakaan MPR bisa menjadi sumber referensi bagi masyarakat. Khususnya terkait informasi MPR dan ketatanegaraan.

"Kita sedang berkembang ke sana dan proses-proses akreditasi sedang kita upayakan. Hasil akhirnya kita ingin perpustakaan ini menjadi perpustakaan yang besar dan mandiri," tuturnya.

Alumni Fakultas Hukum UGM itu menyebut saat ini Perpustakaan MPR masih semi mandiri. Belum seperti perpustakaan besar lainnya.

"Cita-cita kami adalah menjadikan Perpustakaan MPR menjadi perpustakaan besar dan mandiri," tuturnya.

Kendati demikian, Perpustakaan MPR masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah. Salah satunya mendorong kreativitas dalam rangka upaya digitalisasi perpustakaan. Sehingga dapat menciptakan aplikasi canggih yang bisa menarik banyak pengunjung.

"Pastinya hal demikian membutuhkan anggaran," ungkapnya.

Di sisi lain, Indro Gutomo memaparkan terkait profesi pustakawan. Menurutnya menjadi pustakawan yang andal harus memiliki 3 kecerdasan di samping pengetahuan tentang pengelolaan perpustakaan. Adapun jenis kecerdasan yang dimaksud, yakni kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional

"Bila tiga hal itu seimbang maka apapun yang dilakukan oleh seorang profesi akan berhasil termasuk pustakawan," tuturnya.

Sementara itu, Yusniar selaku pustakawan madya Perpustakaan MPR menjelaskan perpustakaan yang dipimpinnya memiliki visi untuk mencapai terwujudnya perpustakaan sebagai pusat layanan koleksi sumber daya informasi legislatif yang layak, lengkap, akurat, dan terbuka.

(prf/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads