Aktor yang juga mantan Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim diklarifikasi penyidik Bareskrim terkait kasus pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang. Lucky mengutarakan keheranannya soal kekayaan Al-Zaytun.
Lucky Hakim diperiksa karena pernah membahas tentang Ponpes Al Zaytun dalam podcast bersama artis Uya Kuya di channel Uya Kuya TV. Dalam podcast berdurasi 38 menit itu, Lucky mengutarakan pengalamannya saat berkunjung ke ponpes yang kini tengah menjadi kontroversi tersebut.
Lucky mengaku saat itu diundang ke acara ulang tahun Panji Gumilang. Dia disambut dengan lagu Havenu Shalom Aleichem. Di situ dia merasa ada perbedaan dari ajaran Panji Gumilang.
"Waktu-waktu zaman kampanye sekitar satu tahun sebelumnya, itu saya melihat ada masjid besar sekali dan segala cerita-cerita yang ada di luar itu. Saya kan nggak bisa masuk, karena memang belum kenal yang pertama. Yang kedua, saya bukan sebagai kepala daerah. Terus yang ketiga memang saya masih baru itu ke daerah Kecamatan Gantar waktu itu," kata Lucky.
Lucky kemudian mengungkap kekayaan Ponpes Al-Zaytun. Berikut soal kekayaan Al-Zaytun:
Pembayar PBB Terbesar di Indramayu
Lucky mengatakan ponpes tersebut pembayar PBB terbesar di Indramayu. Dia mengatakan tanah ponpes Al-Zaytun juga besar.
"Saya tahu dari mana, karena Al-Zaytun pembayar PBB (pajak bumi bangunan) terbesar, kan bayarnya ke pemda Indramayu.
Lucky mengatakan datang ke Ponpes Al Zaytun pada 29-30 Juli 2022. Dia mengatakan kala itu tidak ada kepentingan agama, namun ingin mengajak masyarakat Indramayu belajar bertani dan membuat kapal di Al-Zaytun.
Tanah Besar Al-Zaytun
Lucky juga mengatakan Al-Zaytun merupakan pesantren terbesar se-Indonesia. Bahkan, lanjut Lucky, tanah ponpes Al-Zaytun juga besar.
"Saya mau lihat semuanya yang heboh-heboh ini. Saya bilang heboh karena memang semua serba besar. Ini pesantren terbesar se-Indonesia, tanahnya besar sekali," ungkap Lucky.
Lucky menyebut tak pernah memberikan sokongan dana ke ponpes itu. Namun dia mengakui pernah menerima barang dari ponpes tersebut berupa peci dan jas.
"Kalau saya personal tidak ada. Lalu pernah nggak saya menerima sesuatu dari A-Zaytun? Pernah, yaitu jas dan peci yang saya datang waktu itu," katanya.
Bayat Listrik Al-Zaytun Rp 170 jutaan
Keheranan berikutnya yang dirasakan Lucky yakni listrik ponpes Al-Zaytun yang dibayar Rp 170 juta. Dia heran uang yang didapat ponpes Al-Zaytun dari mana.
"Bayar listriknya seratus berapa juta, Rp 170 jutaan kan gitu. Uangnya dari mana?" ucapnya.
Lucky melihat Al-Zaytun memproduksi kapal-kapal laut yang nantinya akan dijual ke nelayan. Serta hasil tani para santri yang dinilainya lebih produktif.
"Fokus saya itu nggak yang ke arah agama pada saat itu. Saya cuma fokus tentang petani dan nelayan supaya bisa diajari lebih bagus, selebihnya ya tidak," ujar Lucky.
Lucky mengaku sempat muncul di benaknya tentang bagaimana cara Panji Gumilang bisa memiliki uang sebanyak itu. Hanya, dia mengatakan tak berani menanyakan langsung kepada Panji dengan alasan azas kesopanan.
"Tidak mungkin saya nanya uangnya dari mana. Saya cuma, kok kaya banget, hebat amat. Dibilang itu dari usaha agrobisnis dan lain lain," ucapnya.
Simak Video: Kadensus 88 Tak Mau Buru-buru Cap Al-Zaytun Berafiliasi dengan Terorisme
(idn/gbr)