Kakek Ngadenin Rumahnya Terimpit: Tawaran Hotel Nggak Jelas, Naik Turun

Kurniawan Fadilah - detikNews
Sabtu, 15 Jul 2023 12:58 WIB
Rumah terimpit hotel di Bekasi (Fadil/detikcom)
Jakarta -

Ngadenin (63), yang rumahnya terimpit oleh pembangunan hotel di Jalan Jatiwaringin Raya RT 03 RW 04 Pondok Gede, Bekasi, sudah dimediasi oleh camat setempat. Ngadenin menyebut pihak hotel sempat ingin membeli rumahnya itu, namun hingga kini belum terealisasi.

"Memang hari Rabu kemarin kita sudah dipanggil ke kecamatan, dimediasi di sana. Akhirnya Pak Camat memberi saran harus musyawarah jual beli yang terbaik antara saya dan pihak hotel. Ada (pihak hotel) di situ, komplet dari RT, RW, Lurah, sampai Camat," ujar Ngadenin kepada detikcom di rumahnya, Sabtu (15/7/2023).

Ngadenin menjelaskan, dalam proses mediasi, pihak hotel mengklaim sudah memberikan penawaran untuk harga rumahnya. Ngadenin mengaku hal tersebut benar. Tetapi angka yang disebut pihak hotel dimediasi tak sesuai dengan penawaran sebenarnya yang diberikan.

"Hasilnya sampai hari ini dari pihak hotel musyawarah atau gimana belum ada sama sekali. Malah bikin berita si pihak hotel waktu itu katanya sudah pernah nawar Rp 8 juta, padahal belum. Waktu itu malah turun lagi jadi Rp 5 juta, makanya kemarin (saat mediasi) sudah saya tanggapi seperti itu (penawaran naik turun dari hotel)," terang Ngadenin.

Selanjutnya Ngadenin juga menegaskan penawaran yang diberikan pihak hotel kepadanya dianggap tidak jelas. Sebab, angka yang ditawarkan mengalami naik turun. Ia pun menjelaskan skema penawaran dari pihak hotel kepadanya.

"Kalau saya ngomong ke pihak hotel (dimediasi) itu pernah mau beli (rumah saya), tapi ya tidak jelas. Pertama nawar Rp 5 juta per meter, rumah saya tuh dianggapnya tanah. Ditawar Rp 5 juta pertama, naik jadi Rp 7 juta. Setelah Rp 7 juta, turun lagi, Rp 5 juta. Jadi kan nggak jelas menurut saya," katanya.

Sebelumnya, Ngadenin juga menerangkan dari awal dirinya sama sekali tidak tahu seperti apa pembangunan yang dicanangkan pihak hotel. Padahal, menurutnya, sebagai warga yang terdampak, dirinya merasa harus dilibatkan.

"Total saat pembangunan tidak ada berita apa-apa dan tidak ngomong apa pun, dari beli tanah. Katanya kan menurut agraria atau BPN ya itu kan ngukur dan harus tahu dengan lingkungan katanya. Saya sih nggak tahu hukum ya, cuma katanya saja. Tapi tuh total membangun saya dari awal sama sekali tidak (diberi) tahu," terang Ngadenin.

Sebagai informasi, di sekitar rumah Ngadenin yang terimpit hotel, terdapat tiga rumah. Namun salah satu rumah tersebut akhirnya 'tukar guling' alias menerima tawaran pindah rumah dari pihak hotel ke kawasan lain.

Lalu, sisa rumah Ngadenin dan Peni. Namun, karena rumah tersebut sulit aksesnya dan cukup bahaya, akhirnya mereka berdua pindah dari rumah itu.

Ngadenin saat ini tinggal di warung satenya yang tak jauh dari rumah bersama dengan istrinya. Ia sudah tinggal di warungnya ini selama 3 tahun.




(zap/jbr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork