Bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Partai Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) Prabowo Subianto mengusulkan untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro di Kota Makassar ke Jogja. Selama ini, Pangeran Diponegoro diketahui dimakamkan di Kampung Melayu, Makassar.
Dikutip dari laman Pemprov DIY, Pangeran Diponegoro dikenang sebagai pahlawan karena perjuangannya melawan penjajahan Belanda melalui perang gerilya mulai 1825 hingga 1830.
Tak hanya warga Yogyakarta, Putra Raja Yogyakarta ini juga sangat dicintai masyarakat Makassar, Sulawesi Selatan, tempat dia diasingkan di masa akhir hayatnya. Pangeran Diponegoro wafat pada 8 Januari 1855.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makam Pangeran Diponegoro dan keturunannya terletak di Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, Makassar. Kompleks makam Pangeran Diponegoro ini sangat sederhana, diimpit oleh bangunan tinggi menjulang di tengah kota. Makam sederhana ini terdiri atas pintu gerbang, pendapa, dan 66 makam.
Terdapat dua makam berukuran besar yang letaknya berdampingan, yakni makam Pangeran Diponegoro dan istrinya yang ikut dalam pengasingan, RA Ratu Ratna Ningsih. Selain itu, terdapat 25 makam ukuran sedang, dan 39 makam ukuran kecil. Makam-makam tersebut adalah makam enam orang anaknya, 30 orang cucu, 19 orang cicit, dan 9 orang pengikutnya. Di kompleks makam ini juga ada musala dan pendapa.
Awalnya tidak ada masyarakat yang tahu Pangeran Diponegoro diasingkan di Banteng Fort Rotterdam, yang lokasinya juga tak begitu jauh dari kompleks makam.
Baru setelah Pangeran Diponegoro meninggal, warga dan masyarakat baru mengetahuinya ada pejuang yang selama 21 tahun hidup di pengasingan di Makassar.
![]() |
Makam Pangeran Diponegoro Perlu Diteliti
Sementara itu, ilmuwan sejarah Prof Peter Carey, yang sudah berpuluh-puluh tahun meneliti Pangeran Diponegoro, menyarankan agar makam Diponegoro di Makassar diteliti kembali. "Mungkin lebih dulu cek bahwa makam Diponegoro di Makassar benar-benar diisi atau tidak?" ujarnya saat dihubungi.
Dalam bukunya, Takdir: Riwayat Pangeran diponegoro (1785-1855) edisi ke-6 (KPG 2023), dia menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke situs makam Diponegoro di Pemakaman Umum di Kampung Melayu pada 5 Juni 2014 dan 26 November 2019. Saat itu, dia menduga makam itu kosong dan seolah tidak dipindahkan dari rumah janda Diponegoro pada 1885. Dugaan Peter Carey ini juga dikukuhkan oleh ketiadaan makam putra keduanya, Raden Mas Sarkumo, di makam tersebut.
Peter Carey pun menyarankan agar makam itu dicek dengan alat detektor logam untuk mendeteksi dan memastikan bahwa keris pusaka Sang Pangeran, Kangjeng Kiai Bondoyudo, ada di pemakaman tersebut.
Adapun saat ini makam Pangeran Diponegoro telah dipugar. Makam itu dipugar pada 1955 di masa pemerintahan Presiden Sukarno.
Simak Video 'Prabowo Soal Jokowi Sering ke Papua: Fokusnya Luar Biasa di Indonesia Timur':
Usul Prabowo
Sebelumnya, Prabowo mengusulkan untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro dari Makassar ke tanah kelahirannya, Yogyakarta.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam paparan gagasannya di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Makassar, Kamis (13/7/2023). Di awal sambutannya Prabowo membahas tentang pengorbanan para pejuang bangsa dalam mewujudkan kemerdekaan. Dia pun mengaku bangga atas perjuangan salah satu pahlawan bangsa, Pangeran Diponegoro yang jasadnya dimakamkan di Makassar.
"Saya bicara sekarang adalah juga tadi kebanggaan, di sini tempat perjuangan, sebagaimana semua daerah ada pengorbanannya. Dan di sini, di kota ini juga ada makam Pangeran Diponegoro yang dibuang dari daerah asalnya," ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan warga Indonesia sudah harusnya bangga atas kemerdekaan yang telah diraih dengan penuh perjuangan oleh para pahlawan. Indonesia merupakan bangsa yang tidak pernah menerima hadiah kemerdekaan dari penjajah.
Untuk itu menurut Prabowo, salah satu cara menghormati perjuangan para pahlawan ialah dengan memindahkan makam pahlawan ke daerah asalnya, di antaranya Pangeran Diponegoro yang merupakan asli Yogyakarta dan dimakamkan di Makassar. Hal ini perlu dilakukan mengingat para pahlawan tidak menikmati kemerdekaan dari perjuangannya.
"Dan tidak ada salahnya kita berpikir, apakah tidak di alam merdeka, tentunya dengan seizin rakyat Sulawesi Selatan. Apa tidak, ada baiknya, kita kembalikan makamnya Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya lagi," ujar Prabowo.
Sultan Tak Setuju
Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X berpendapat hal itu tidak perlu.
"Kalau saya nggak usah," terang Sultan saat ditemui wartawan di Jogja, dilansir detikJateng, Jumat (14/7/2023).
Menurut Sultan, masyarakat Makassar juga sangat menghargai sosok pahlawan nasional tersebut. Makam Pangeran Diponegoro di Makassar pun juga dijaga dengan baik oleh masyarakat Makassar.
"Pangeran Diponegoro di sana juga dihargai oleh masyarakat, dan masyarakat di Makassar juga menjaga. Saya kira tidak perlu harus diputar (dipindah) ke Jogja, masyarakatnya juga menghargai di sana," lanjutnya.