RI Minta Uni Eropa Terapkan Kolaborasi Inklusif untuk Jaga Perdamaian

RI Minta Uni Eropa Terapkan Kolaborasi Inklusif untuk Jaga Perdamaian

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Kamis, 13 Jul 2023 19:12 WIB
Dok. Kemlu RI
Foto: Dok. Kemlu RI
Jakarta -

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyerukan ASEAN dan Uni Eropa terus membangun kerja sama yang inklusif di berbagai bidang. Sebab, menurut Retno, kerja sama ASEAN-Uni Eropa sedang diuji oleh situasi dunia yang dihadapkan pada tantangan yang sangat besar.

Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan ASEAN-Uni Eropa Post Ministerial Conference (PMC), di Jakarta, Kamis (13/7/2023). Retno menyampaikan dua aspek penting untuk ASEAN dan Uni Eropa membangun kerja sama yang inklusif. Apa saja?

Pertama, menjaga arsitektur regional yang inklusif. Retno menegaskan ASEAN telah berinvestasi besar untuk membangun arsitektur kawasan yang inklusif. Dia berharap Uni Eropa memiliki pandangan yang selaras mengenai paradigma kolaborasi inklusif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami berharap Uni Eropa dapat menerapkan paradigma kolaborasi inklusif. Ini adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran," ujar Retno.

Isu kedua yang dibahas adalah peningkatan kerja sama yang saling menguntungkan. Retno menyampaikan bahwa ASEAN dan Uni Eropa memiliki banyak potensi besar karena itu kedua organisasi harus sama-sama menjadi mitra perdagangan terbesar ketiga.

ADVERTISEMENT

Apalagi, keduanya juga memiliki ekonomi yang terintegrasi dengan 450 juta konsumen di Uni Eropa dan 650 juta konsumen di ASEAN. Karena itu, Retno mengatakan potensi tersebut tidak boleh dibatasi oleh kebijakan hambatan perdagangan.

"Potensi-potensi tersebut tidak boleh dibatasi dengan adanya kebijakan hambatan perdagangan seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) dan European Union Enforcement Regulation (EUER)," tegas Retno.

Retno melanjutkan kedua pihak juga harus mencari solusi bersama melalui mekanisme ASEAN-UE seperti Joint Working Group on Palm Oil. Di samping itu, dia meminta ASEAN dan Uni Eropa memperkuat kemitraan strategis yang berbasis pada prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan.

"Indonesia berharap kerja sama strategis ASEAN-UE dapat diperkuat dengan berlandaskan pada prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan," jelas Menlu Retno.

Pertemuan ini membahas kemitraan ASEAN-UE yang terjalin selama 45 tahun. Negara ASEAN mengapresiasi sejumlah capaian di antaranya suksesnya KTT ASEAN-UE di Brussel, kerja sama maritim dalam kerangka Indo-Pasifik, peningkatan perdagangan dan investasi, kerja sama transisi energi, sosial budaya, dan kesehatan. Pertemuan juga menggarisbawahi pentingnya penyelesaian isu Laut China Selatan, keprihatinan atas situasi di Ukraina, dan Semenanjung Korea.

Meski demikian, sejumlah negara ASEAN menyampaikan keprihatinan atas pemberlakuan EU Deforestation Regulation yang dianggap menghambat masuknya produk negara ASEAN ke pasar UE. Pertemuan juga mendorong penyelesaian ASEAN-EU Free Trade Agreement.

Sementara itu, High Representative for Foreign Affairs and Security Policy/Vice-President of the Commission (HRVP) Joseph Borell mengakui peran ASEAN sebagai pemain kunci global di abad ini, terutama di tengah rivalitas dan krisis global yang berlangsung. Uni Eropa juga mendukung pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional, terutama terkait isu Ukraina dan Laut China Selatan. Lebih lanjut, HRVP Borell juga menegaskan dukungan atas pendekatan ASEAN untuk penyelesaian isu Myanmar.

Simak juga Video 'Presiden Belarusia Ingin Pertemukan Biden-Putin Bahas Perdamaian':

[Gambas:Video 20detik]



(mae/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads