Menko Polhukam Mahfud Md meminta masyarakat berpartisipasi aktif dalam gelaran pemilu tahun depan. Mahfud berharap tidak ada yang golput atau tidak menentukan pilihan.
Awalnya Mahfud bicara soal sistem monarki, yang berbeda dengan demokrasi. Indonesia menggunakan sistem demokrasi yang disebut Mahfud berkaitan dengan sirkulasi kekuasaan.
"Kalau di dalam demokrasi, harus ada sirkulasi kekuasaan. Tidak boleh terjadi kekosongan kekuasaan, jangan sampai, 'Wah sudah, nggak usah pemilu, saat ini nggak ada yang baik sekarang ini orang'. Ndak bisa," ucap Mahfud dalam Forum Koordinasi Sentra Gakkumdu 'Penanganan Tindak Pidana Pemilu di Wilayah Sulawesi' yang disiarkan kanal YouTube Kemenko Polhukam RI, Kamis (13/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahfud memahami saat ini banyak yang apatis terhadap pemilu melihat calon-calon pejabat yang muncul. Namun dia meminta publik tetap menentukan pilihan.
"Kalau nggak ada yang baik betul, cari yang terbaik, cari yang sama-sama kurang baik," ucap Mahfud.
"Kan kadang kala orang kan, 'Udah-lah... saya nggak ikut pemilu, apa itu, calonnya itu-itu aja, DPRD-nya itu, calon gubernurnya itu, calon presidennya itu, DPR pusatnya itu'. Nggak boleh begitu, ada calon, oh, ini nggak baik, nggak baik, nggak baik, pilih yang baik, yang paling sedikit ketidakbaikannya, karena setiap manusia, setiap calon pasti punya kelemahan," imbuhnya.
Untuk itu, Mahfud berharap masyarakat tidak golput. Dia meminta masyarakat memilih calon pejabat yang terbaik dari yang tidak baik.
"Maka, di dalam demokrasi itu, carilah yang paling bagus di antara yang secara hukum sudah disahkan, ini calon Anda, pilihlah, jangan golput," ujar Mahfud.
Simak juga 'Prabowo Unggul Simulasi Head to Head Lawan Ganjar-Anies di Survei LSI':