Perserikatan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) hari ini menggelar sejumlah pertemuan bilateral. Dua pertemuan yang digelar pagi ini di antaranya dengan India dan New Zealand.
Pertemuan yang merupakan rangkaian acara Pertemuan ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) itu digelar secara terpisah di Hotel Shangri-la, Jakarta, Kamis (12/7/2023). Dalam dua pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong beberapa hal kepada kedua negara tersebut.
PMC dengan India
Kepada Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, Retno mendorong penguatan kerja sama di bidang ketahanan pangan antara ASEAN dengan India. Indonesia juga mendorong kolaborasi jangka panjang di bidang teknologi pertanian dan pusat riset guna meningkatkan produksi pangan lokal dan memberikan keuntungan kepada petani kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Populasi ASEAN dan India yang terus tumbuh bergantung pada keamanan pangan. Oleh karena itu, kita perlu berupaya lebih untuk memastikan ketersediaan, akses, dan keterjangkauan pangan di masa krisi. Kerja sama tersebut perlu difokuskan untuk membangun rantai pasok pangan yang berkelanjutan melalui perdagangan, dialog, dan kebijakan pemerintah yang transparan," kata Retno.
Dalam pertemuan itu, Indonesia juga mengusulkan Pernyataan Bersama Para Pemimpin ASEAN untuk Penguatan Kerja Sama Ketahanan Pangan di Masa Krisis untuk diadopsi pada KTT
ASEAN-India mendatang.
Isu kedua yang diangkat Retno adalah perdamaian dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik. Indonesia menghargai dukungan India terhadap ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dan mengundang India untuk berpartisipasi pada ASEAN Indo-Pacific Forum sebagai wadah dialog pemerintah-swasta untuk kerja sama konkret.
"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan keamanan di Indo-Pasifik. India dan ASEAN bisa menjadi bagian dari upaya ini. Setiap kelompok minilateral harus mendukung upaya ini," ujar Retno.
Isu-isu lain yang mengemuka dalam pertemuan ini antara lain pentingnya sentralitas ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan, pembangunan arsitektur kawasan inklusif, kerja sama di bidang ketahanan pangan, kesehatan, keamanan siber, perubahan iklim, ekonomi digital, ekonomi biru, dan perdagangan.
PMC dengan Selandia Baru
Sementara dengan Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Nanaia Mahuta, Retno mendorong ASEAN dan Selandia Baru memperkuat kerja sama dalam mempertahankan stabilitas Indo-Pasifik, termasuk di dalamnya kawasan Pasifik. Menlu Retno menyampaikan bahwa Selandia Baru merupakan mitra penting ASEAN di kawasan Pasifik.
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah isu yang dibahas antara lain penandatanganan amandemen ASEAN - Australia - New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA), peran penting Selandia Baru sebagai penghubung ASEAN di kawasan Pasifik, dan terkait stabilitas di Pasifik.
Retno menyampaikan bahwa stabilitas kawasan Pasifik merupakan bagian integral dengan stabilitas di Indo-Pasifik. Untuk itu, ASEAN dan Selandia Baru harus memperkuat kerja sama untuk merawat strategic trust di kawasan dan menjunjung hukum internasional, termasuk prinsip kedaulatan dan integritas teritorial.
"Kami berharap Selandia Baru terus mendukung sentralitas ASEAN dalam membentuk tatanan kawasan dan mempromosikan kolaborasi di Pasifik," ujar Retno.
Keempat, terkait isu pembangunan di Pasifik. Dalam hal ini, Retno menyampaikan bahwa ASEAN harus membantu negara-negara Pasifik dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan, termasuk perubahan iklim dan masalah kelautan.
"Kita harus menghasilkan kerja sama konkret yang sejalan dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pasific (AOIP)," jelas Retno.
Retno juga mengharapkan peran Selandia Baru dalam menjembatani kerja sama ASEAN di Pasifik, termasuk mengenai rencana kerja sama antar sekretariat antara ASEAN dan Pacific Island Forum (PIF).
Dalam pertemuan ini, negara-negara ASEAN mendorong penguatan kerja sama di bidang ekonomi, maritim dan kelautan, pemenuhan komitmen terhadap Paris Agreement, kerja sama kontra terorisme, dan penanggulangan perdagangan manusia. Negara-negara ASEAN juga harapkan Selandia Baru mendukung posisi bersama ASEAN terkait Laut China Selatan.
Pada pertemuan ini, para Menlu ASEAN-Selandia Baru juga mengadopsi dokumen ASEAN-New Zealand Joint Statement on Cooperation on the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific yang
menggarisbawahi pentingnya kolaborasi yang inklusif di kawasan Indo-Pasifik.