Sikap Bobby Dukung Begal Ditembak Mati Tuai Pro Kontra

Sikap Bobby Dukung Begal Ditembak Mati Tuai Pro Kontra

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 12 Jul 2023 20:41 WIB
Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Bobby Nasution (Foto: Nizar Aldi/detikSumut)
Jakarta -

Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mendukung polisi bertindak tegas terhadap para pelaku begal dengan cara ditembak mati. Namun, sikap Bobby itu ternyata menuai pro dan kontra.

Dirangkum detikcom, Rabu (12/7/2023), Bobby sendiri memang kerap meminta agar polisi menindak tegas para pelaku kejahatan jalanan seperti geng motor dan begal. Menurutnya, kejahatan jalanan sangat meresahkan masyarakat di Kota Medan karena tidak segan-segan membacok korban.

Bobby menyampaikan agar polisi menindak tegas begal saat mengikuti paparan di Polrestabes Medan dan Polres Pelabuhan Belawan. Selain itu, saat rapat paripurna HUT Kota Medan ke-433 di DPRD, Bobby juga menyampaikan agar begal ditindak tegas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Khusus untuk Polres Belawan, Polrestabes Medan, dan Bapak Kapolda Sumatera Utara, Pemerintah Kota Medan dan masyarakat Kota Medan sangat mengharapkan upaya yang nyata penindakan secara tegas pada pelaku kriminal, geng motor, begal, pencurian fasilitas umum, dan masalah tawuran," kata Bobby Nasution, Senin (3/7).

Polisi Tembak Mati Perampok

Kasus kejahatan jalanan terkini yang terjadi di Medan adalah komplotan perampok bersenjata yang merampok pegawai Alfamart dan salah satu salon di Kota Medan. Pelaku itu telah ditangkap dan polisi menembak mati salah seorang pelaku karena memberikan perlawanan saat hendak ditangkap.

ADVERTISEMENT

Pelaku yang ditembak mati bernama Bima Bastian. Ia tewas usai ditembak dadanya.

"Tersangka atas nama BB atau Bima alias Jarot, pada saat kita melakukan penangkapan, tersangka membahayakan petugas, sehingga anggota melakukan tindakan tegas, kita tembak pelakunya mengenai bagian dada dan korban sudah disemayamkan di kamar jenazah ini," kata Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda di RS Bhayangkara Medan, Minggu (9/7).

Bima ditangkap di wilayah Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal. Saat akan diamankan, Bima sempat memberikan perlawanan menggunakan senjata airsoft gun yang biasa dia gunakan untuk melakukan aksi perampokan.

Bobby Dukung Polisi Tembak Mati Begal

Dikutip dari akun Twitter Bobby Nasution, pernyataan soal tembak mati begal tersebut dicuitkannya pada 8 Juli 2023. Bobby menyatakan kejahatan begal dan geng motor sudah meresahkan masyarakat.

"Untuk itu, saya harap pihak kepolisian lebih tegas untuk menindak para pelaku di lapangan walaupun harus ditembak mati," kata Bobby.

Lihat juga Video 'Polisi Ringkus Begal yang Ancam Pakai Busur di Gowa Sulsel':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:

Selanjutnya, Bobby juga menegaskan kembali perihal pernyataannya mendukung polisi menembak mati begal. "Begal dan pelaku kejahatan tentu saja tak punya tempat di Kota Medan. Aksi mereka meresahkan, sudah tepat jika aparat bertindak tegas karena kita ingin ketenangan, keamanan di Medan," kata Bobby Nasution dalam keterangannya, Selasa (11/7) kemarin.

Menantu Presiden Jokowi ini memberikan apresiasi ke Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda. Bobby berharap dengan tindakan tegas itu, bikin pelaku begal jera.

KontraS Kecam Sikap Bobby

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai pernyataan Bobby arogan dan mendesak Bobby minta maaf atas sikap mendukung begal ditembak mati. KontraS mengecam pernyataan Bobby karena pernyataan itu dinilainya abai terhadap hak asasi manusia (HAM) dan seolah-olah mendukung kepolisian melakukan tindakan sewenang-wenang.

"Wali Kota Medan Minta Begal Ditembak Mati: Pernyataan Arogan dan Melegalkan Kesewenang-wenangan Penggunaan Senjata Api," demikian rilis pers KontraS kepada wartawan, Selasa (11/7).

KontraS menjelaskan ada standar tertulis dalam Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian. Penggunaan kekuatan harus dilakukan berdasarkan prinsip legalitas, proporsionalitas, preventif, dan masuk akal. Polisi juga diatur untuk tidak menjadikan penggunaan senjata api sebagai mekanisme utama. Selain itu, Perkap Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar HAM dalam Penyelenggaraan Tugas Polri menyatakan bahwa polisi harus tunduk pada prinsip perlindungan HAM. Pernyataan Bobby untuk tembak mati begal dinilainya berpotensi menimbulkan pelanggaran HAM.

"Perlu digarisbawahi bahwa para 'begal' juga merupakan warga negara yang memiliki hak untuk memperoleh proses hukum secara adil dan oleh Perkap Nomor 8 Tahun 2009 secara tegas diatur bahwa anggota Polri harus menjamin hak setiap orang untuk diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak," kata KontraS.

KontraS memantau ada 29 peristiwa penembakan yang menyebabkan 41 orang tewas (extrajudicial killing) sejak Juli 2022 sampai Juni 2023. Di Sumut, terjadi dua kasus extrajudicial killing dan empat kasus penyiksaan.

Lewat keterangan pers bertanda nama Wakil Koordinator Advokasi Badan Pekerja KontraS, Tioria Pretty, KontraS meminta Bobby menarik ucapannya soal begal ditembak mati itu. KontraS juga meminta Kapolres Medan memastikan anggotanya melakukan tindakan sesuai prosedur dan standar HAM yang berlaku.

"Kami mendesak Wali Kota Medan untuk meminta maaf dan menarik pernyataannya," kata KontraS.

Kata Pimpinan Komisi III DPR

Bobby Nasution meminta aparat tegas menindak begal walaupun ditembak mati. Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni setuju Polri menindak tegas membasmi para begal.

"Mestinya Polri sudah tahu para penjahat yang ada di republik kita, ada sikap yang di awal untuk pencegahan, tapi kalau akhirnya tidak bisa, maka sikap tegas harus diambil oleh anggota Polri di lapangan," kata Sahroni saat dihubungi, Rabu (12/7).

Sahroni mengatakan penjahat begal memang bermacam model. Namun, menurutnya, mereka adalah penjahat yang tetap harus dibasmi.

"Begal kan berbeda-beda modelnya, walaupun semua begal itu judulnya penjahat dan harus dibasmi," ucapnya.

Meski begitu, Bendum NasDem ini menilai tindakan tegas Polri tidak harus menembak mati. Menurutnya, Polri pasti punya cara tertentu untuk mengurangi tindakan begal.

"Kita serahkan kepada Polri untuk menyikapi hal kasus tersebut. Kalau sudah 2 kali dan orang yang sama sih Polri harus tegas, tegas bukan berarti harus tembak mati, kan mengeluarkan tembakan itu harus ada peringatan," ujarnya.

Halaman 2 dari 3
(fas/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads