Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri menyatakan pihaknya terus melakukan penyempurnaan sistem dan peningkatan pengawasan pada proses rekrutmen anggota baru. SSDM Polri pun membeberkan momen yang dinilai rawan dimanfaatkan sebagai 'janji kosong' kelulusan, yang berujung penipuan oleh pihak tak bertanggung jawab.
"Ya memang pada setiap tahapan memiliki potensi untuk dimasuki oleh oknum-oknum tertentu. Tapi, berdasarkan pengalaman saya, selaku lama berkecimpung di bidang SSDM, itu nanti pada saat menjelang pemulangan-pemulangan (peserta seleksi)," beber Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Dedi Prasetyo kepada detikcom di Akademi Kepolisian (Akpol), Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada Selasa (11/7/2023).
Dedi menyadari masih ada oknum-oknum atau pihak tak bertanggung jawab yang memperdaya masyarakat dengan janji lolos rekrutmen anggota baru Polri. Padahal, lanjut Dedi, cara instan tak mungkin berhasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi membeberkan oknum biasanya memanfaatkan momen pemulangan peserta rekrutmen yang dinyatakan tak memenuhi syarat. Pelaku akan menjanjikan peserta yang gagal tetap bisa mengikuti tahap seleksi lanjutan.
"Pada tahapan-tahapan, tes-tes di daerah, ketika dia dinyatakan gugur, tidak lanjut tes berikutnya, itu biasanya dihubungi oleh oknum tertentu untuk memberikan harapan dengan membayar uang sekian, nanti bisa diikutkan tes selanjutnya," ungkap Dedi.
Dedi menegaskan peserta yang dinyatakan tak memenuhi syarat dan dipulangkan sudah pasti tak bisa meneruskan tahapan seleksi berikutnya. Hal ini perlu dipahami dan dimengerti oleh masyarakat supaya terhindar dari tipu daya.
"Padahal itu tidak mungkin terjadi. Kalau sudah dinyatakan gugur pada tahapan tes pada setiap level, baik di level Polda maupun di level Mabes Polri, itu tidak akan bisa lanjut tes berikutnya. Sebagian masih percaya masuk Polri dengan membayar sejumlah uang tertentu, rawan menjadi korban penipuan," tegas Dedi.
Terakhir, Dedi mengingatkan lagi kepada masyarakat yang hendak mengikuti rekrutmen anggota baru Polri untuk mempersiapkan diri dengan maksimal. Dia juga meminta masyarakat melapor kepada SSDM Polri bila mendapati praktik pungutan liar (pungli) dan gratifikasi terkait rekrutmen Polri.
"Intinya agar lolos seleksi harus mempersiapkan diri sendiri. Kalau ada yang menawarkan cara-cara curang, meminta uang, laporkan ke kami. Tahun ini pun kami ada hotline pengaduan masyarakat (dumas). Bila ada oknum anggota yang melanggar aturan, sesuai arahan Bapak Kapolri dan sudah terbukti, dipecat dan dipidanakan," pungkas Dedi.
SSDM Polri lakukan siaran langsung tahap rekrutmen di Instagram, di halaman berikutnya.
Simak juga 'Korlantas Usul, Pelat Nomor dengan Susunan Nama Bayar Rp 500 Juta':
Diketahui, Polri telah menayangkan siaran langsung proses ujian penerimaan atau rekrutmen calon anggota baru di Instagram. Pantauan detikcom pada Kamis (25/5) pagi, ujian itu disiarkan secara langsung di Instagram milik @divisihumaspolri.
Dalam tayangan, terlihat para anggota SSDM Polri berompi biru muda memberikan arahan kepada para peserta seleksi. Upaya ini dilakukan, kata Irjen Dedi saat itu, untuk meyakinkan para orang tua peserta ujian agar tidak tertipu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Dan untuk meyakinkan peserta tes dan orang tua agar percaya dengan kemampuan masing-masing tidak mudah tertipu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Dedi saat dikonfirmasi.
Dalam siaran langsung, netizen dapat melihat para peserta calon anggota Polri mengikuti ujian menggunakan komputer. Dedi menegaskan siaran langsung ini juga dilakukan guna mempersempit celah oknum melakukan pungutan liar (pungli) modus rekrutmen anggota Polri.
"Ya betul untuk mitigasi hal tersebut," katanya.