Rekrutmen Akpol Kini Pakai Alat Densus 88 untuk Deteksi Catar Radikal

Rekrutmen Akpol Kini Pakai Alat Densus 88 untuk Deteksi Catar Radikal

Audrey Santoso - detikNews
Senin, 10 Jul 2023 22:59 WIB
Tahap seleksi akhir rekrutmen calon taruna dan taruni (catar) Akademi Kepolisian (Akpol) di Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada Senin (10/7/2023).
Calon taruni Akademi Kepolisian (Akpol) mengikuti pemeriksaan kesehatan pada Senin (7/10/2023). (Audrey/detikcom)

Ami menuturkan sejak tahun lalu Densus 88 Antiteror memiliki alat asesmen radikal bernama 'Asesmen Moderasi Indonesia'. Alat itu, sambung Ami, dilengkapi komponen-komponen pendeteksi radikalisme dan terorisme.

"Memang baru tahun lalu kami membuat alat asesmen radikal, namanya 'Asesmen Moderasi Indonesia'. Alat ini bertujuan untuk mendeteksi apabila ada masyarakat yang terkena radikalisme. Kita punya tools yang nanti mereka akan mengisi kuesioner-kuesioner, nanti akan terlihat dia radikal atau tidak," terang Ami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada metode-metode tertentu, di sini kan kita melibatkan ahli psikologi dari UI juga, mereka lebih ahli dalam scoring dan penilaiannya. Dalam substansinya kami juga melibatkan dari MUI, Kemnag, dari NU, dari ormas lainnya yang moderat," lanjut Ami.

Ami menuturkan Densus 88 menyadari penilaian secara akidah tak bisa dilakukan pihaknya atau sembarang pihak. Oleh sebab itu dia melibatkan ahli-ahli ilmu agama dalam proses asesmen ini.

ADVERTISEMENT

"Sehingga ini betul-betul bisa dikaji baik secara akidah, kita tidak boleh salah. Kami tidak ingin kami disalahkan bicara soal akidah, ini harus melibatkan ahli-ahlinya. Kami ini mengkompulir hingga jadilah alat ini. Sehingga bila dia bisa mengisi alat ini dan ternyata moderat, ya tentu hasilnya akan moderat," ungkap Ami.

"Tapi sebaliknya, jika dia radikal tentu hasil (tes-red)-nya akan radikal terlihat dari cara menjawabnya maupun dari isi yang dijawabnya," tambah Ami.

Terakhir, dia menyampaikan paparan radikalisme dan terorisme pada anggota Polri menjadi perhatian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Oleh sebab itu pihaknya membuat alat Asesmen Moderasi Indonesia yang telah diuji berulang kali akurasinya untuk mencegah masuknya paham radikalisme dan terorisme di Polri.

"Tahun lalu Pak Kapolri sudah mulai atensi soal radikalisme di dalam tubuh Polri, makanya kami membuat alat. Kemudian dengan adanya surat edaran, kemudian dimasukkan dalam perpol. Tentu saja alat ini juga dibutuhkan untuk rekrutmen, dan kami dengar memang dari SSDM membutuhkan, kami langsung tawarkan bahwa kita sudah punya alatnya. Setelah dicek, dikaji, diulang-ulang ternyata bisa digunakan," pungkas Ami.


(aud/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads