MPR Ungkap Peran Mahasiswa dalam Menjemput Indonesia Emas 2045

MPR Ungkap Peran Mahasiswa dalam Menjemput Indonesia Emas 2045

Jihaan Khoirunnissa - detikNews
Senin, 10 Jul 2023 07:41 WIB
Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan  Antarlembaga Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR RI Indro Gutomo
Foto: MPR
Jakarta -

Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR RI Indro Gutomo menyebut mahasiswa berperan sebagai agen perubahan dalam sejarah panjang Indonesia. Yakni sejak era melawan penjajah, kemerdekaan, hingga saat ini.

Karena itu, menurutnya mahasiswa harus memahami dan memiliki rasa bangga terhadap perannya.

"Mahasiswa saat ini memiliki kesempatan untuk berperan di era kekinian, yakni di era Indonesia Emas 2045. Di pundak adik-adik mahasiswa lah Indonesia emas 2045 itu ditentukan. Di saat itu lah, adik-adik sudah berada di usia produktif mengisi pembangunan Indonesia," ujar Indro dalam keterangannya, Senin (10/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut ia sampaikan di acara diskusi acara Forum Komunikasi Publik (FKP) dalam rangka Sarasehan Kehumasan MPR RI, kerja sama MPR dengan Universitas Islam Batik Surakarta (UNIBA) Solo Jawa Tengah, di Ruang Sidoluhur UNIBA, Surakarta, Jumat (7/7).

Indro menjelaskan jika melihat perjalanan sejarah, perubahan bangsa ini memang selalu ditentukan oleh pergerakan mahasiswa. Sebut saja ketika muncul Pergerakan Kebangkitan Nasional Budi Oetomo di tahun 1908, pelopornya adalah para mahasiswa kedokteran STOVIA.

ADVERTISEMENT

Mereka sadar bahwa Indonesia seharusnya sudah mulai berpikir untuk tidak bergantung pada bangsa lain. Meski pergerakan mereka masih terbatas di pulau Jawa saja, tapi dia menilai itu sebagai awal yang sangat menentukan untuk pergerakan mahasiswa selanjutnya.

Kemudian, berkembang di tahun 1920 ada Perhimpunan Indonesia yang digerakkan oleh mahasiswa yang bergerak. Kala itu, Muhammad Hatta menjadi pelopornya.

Bahkan tahun 20 di saat Indonesia masih dijajah Belanda, mereka itu menyatakan sikap dalam majalah dan surat kabar mengenai kemerdekaan Indonesia. Bahkan nama majalahnya pun itu sangat memprovokasi Belanda 'Indonesia Merdeka'.

"Nah, pergerakan-pergerakan ini makin luas di tahun 1928, ada Jong Java, Jong Sumatra, Jong Celebes yang semuanya menyatu menyelenggarakan kongres, yang dikenal sebagai peristiwa Sumpah Pemuda," paparnya.

Kemudian tahun 1945 saat Jepang menyerah kepada sekutu. Pemuda ingin segera mungkin di proklamirkan kemerdekaan. Para pemuda pun bergerak membawa Soekarno - Hatta ke Rengasdengklok. Akhirnya di pengasingan itu sepakat akan diproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus pagi.

"Itu yang desak pemuda juga," tuturnya.

Setelah itu, lanjut Indro, masuklah masa orde lama. Pemerintah orla pun akhirnya dikritisi oleh mahasiswa, dengan Tritura atau tiga tuntutan rakyat. Pertama yaitu pembubaran PKI, kemudian pembubaran kabinet dwikora, dan menurunkan harga pangan.

Era orde baru kemudian berkuasa lama sekitar 32 tahun. Mahasiswa pula yang bergerak, sehingga Presiden Soeharto turun dan bangsa Indonesia memasuki gerbang era reformasi.

"Titik tekannya, pemuda itu di setiap masa selalu berhasil membuat perubahan. Kenapa berhasil? karena pergerakannya itu masih murni belum terafiliasi oleh kepentingan apapun. Semua yang dirasakan disampaikan, pergerakannya masih berdasarkan karakter bangsa yang kuat," katanya.

"Karakter yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila, mereka bergerak berdasar semangat persatuan, jiwa nasionalisme, semangat membangun bangsa, dan nilai-nilai luhur lainnya," lanjut Indro.

Namun dia menyebut setelah 1998 sampai sekarang banyak anggapan yang melihat nilai-nilai karakter generasi muda mulai pudar. Menurutnya ada banyak faktor penyebab. Salah satu yang besar pengaruhnya adalah karena teknologi informasi.

"Zaman mulai modern, narkoba, pergaulan bebas, sifat individualistik yang sangat kental. Inilah pentingnya upaya penyegaran kembali karakter dan jati diri generasi muda," terangnya.

Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya mendengungkan Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika kepada seluruh elemen bangsa, termasuk mahasiswa. Upaya tersebut dilakukan dengan melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR.

"Sosialisasi pun dilakukan MPR dengan banyak metoda. Antara lain, seminar, FGD, lomba cerdas cermat untuk anak SMA, ada lomba pidato untuk mahasiswa, lomba legal drafting untuk mahasiswa, dan masih banyak sekali metoda yang dilakukan untuk menyebarluaskan empat nilai luhur bangsa ini dengan tujuan meningkatkan pendidikan karakter bangsa," katanya.

(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads