5 Fakta Terkini Soal Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

5 Fakta Terkini Soal Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Tim detikJatim - detikNews
Sabtu, 08 Jul 2023 11:05 WIB
Banjir lahar dingin Gunung Semeru merusak empat jembatan penghubung desa. Selain itu, ratusan warga juga harus mengungsi imbas banjir lahar dingin tersebut.
Jembatan putus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru (Foto: Rohcmad)
Jakarta -

Banjir lahar dingin dari Gunung Semeru menerjang desa-desa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Hal ini menyebabkan beberapa jembatan penghubung desa menjadi putus. Selain itu, penutupan jalan juga dilakukan imbas dari banjir lahar dingin tersebut.

Ratusan warga yang terdampak banjir lahar dingin Gunung Semeru mengungsi ke tempat yang lebih aman. Berikut informasi selengkapnya.

Penyebab Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Banjir lahar dingin itu imbas hujan yang terjadi di wilayah lereng Gunung Semeru. Dikutip dari detikJatim, peningkatan debit terjadi di daerah aliran sungai (DAS) lahar Semeru yang menerjang beberapa jembatan penghubung desa hingga terputus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data BPBD Jatim hingga Jumat (7/7/2023) pukul 20.00 WIB, ada lima desa yang terdampak banjir lahar dingin Semeru, yaitu:

  • Kecamatan Pronojiwo:
  1. Desa Sidomulyo
  2. Desa Pronojiwo
  • Kecamatan Candipuro:
  1. Desa Jugosari
  2. Desa Kloposawit
  3. Desa Tumpeng.

Diketahui, hujan deras memang sempat terjadi di kawasan Lumajang sejak Jumat (7/7/2023). Salah satu dampak hujan adalah longsor yang terjadi di Piket Nol Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang. Jalur itu ditutup sementara usai terjadinya longsor hingga menimbun rumah dan menewaskan tiga orang sekeluarga.

ADVERTISEMENT

"Tim TRC PB BPBD Kabupaten Lumajang sudah melakukan asesmen di lokasi kejadian. Proses pembersihan material longsor di lokasi kejadian longsor, tepatnya di Piket Nol juga dilakukan. Kami di BPBD Jatim pun menerjunkan dukungan personel satu regu ke lokasi," ujar Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jatim Satriyo Nurseno.

Banjir lahar dingin Gunung Semeru merusak empat jembatan penghubung desa. Selain itu, ratusan warga juga harus mengungsi imbas banjir lahar dingin tersebut.Banjir lahar dingin Gunung Semeru merusak empat jembatan penghubung desa. (Foto: Rohcmad)

Ada 4 Jembatan Putus

Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jatim Satriyo Nurseno mengatakan ada empat jembatan yang putus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru. Empat jembatan itu merupakan penghubung antar desa.

"Imbas banjir di 5 desa itu ada 4 jembatan yang terputus," ujarnya, Jumat (7/7/2023).

Adapun empat jembatan yang dimaksud adalah:

  1. Jembatan penghubung Desa Kloposawit dengan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro
  2. Jembatan Kali Regoyo penghubung Desa Jugosari dengan Dusun Kebondeli Selatan di Candipuro.
  3. Jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter di Candipuro
  4. Jembatan penghubung Lumajang-Malang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo.

Tidak hanya menyebabkan empat jembatan putus, Satriyo mengatakan imbas banjir lahar dingin Semeru itu adalah penutupan jalan di sejumlah lokasi di Lumajang.

"Di masing-masing lokasi jembatan yang putus, perangkat desa dan juga pihak terkait telah melakukan penutupan akses menuju lokasi," katanya.

Ratusan Warga Mengungsi

Dilansir Antara, Sabtu (8/7/2023), jumlah pengungsi banjir lahar dingin Gunung Semeru ada 393 jiwa. Mereka berada di sejumlah titik pengungsian, seperti:

  • Balai Desa Tumpeng
  • Balai Desa Jarit
  • Balai Desa Penanggal
  • Rumah warga Desa Pasrujambe
  • Balai Desa Tambak Rejo
  • Pondok Pesantren Nursalam Desa Jarit
  • Kantor Kecamatan Pronojiwo.

"Kami terus melakukan pendataan terhadap warga yang mengungsi. Sampai dengan saat ini, sudah ada 393 pengungsi yang tersebar di sejumlah titik pengungsian," kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lumajang, Dewi Susiyanti, saat dikonfirmasi di Lumajang.

Sementara itu, sebanyak 142 warga Lumajang yang terdampak cuaca ekstrem hingga banjir lahar dingin Gunung Semeru juga mengungsi. Berdasarkan catatan BPBD Lumajang, pengungsian dibagi menjadi dua titik, yaitu:

  • 78 pengungsi di Balai Desa Tumpeng
  • 64 pengungsi di Balai Desa Jarit.

Para pengungsi ini juga terdiri dari lansia dan anak-anak. Saat ini, mereka membutuhkan tikar, selimut, makanan siap saji, peralatan mandi, diapers, hingga genset.

Baca berita di halaman selanjutnya soal banjir lahar dingin Gunung Semeru.

Simak Video 'Detik-detik Jembatan Gantung Kaliregoyo Lumajang Dihajar Banjir Lahar':

[Gambas:Video 20detik]



Ada 4 Kali Getaran Gempa

Getaran banjir di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terekam seismograf atau alat pengukur dan pencatat gempa bumi. Ada empat kali getaran selama 5 sampai 6 jam akibat lahar dingin dari Gunung Semeru.

Selain itu, Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Liswanto, mengatakan pihaknya mencatat bahwa pada periode pengamatan Jumat (7/7/2023) pukul 00.00-24.00 WIB, menunjukkan empat kali gempa getaran banjir.

"Gempa getaran banjir itu memiliki amplitudo 28-40 mm dan lama gempa 20.700-21.600 atau sekitar 5-6 jam," kata Liswanto dalam laporan tertulis di Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, seperti dilansir Antara, Sabtu (8/7/2023).

Selama 24 jam, seismograf juga merekam 57 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 12-22 mm dan lama gempa 45-155 detik. Kemudian, sembilan kali gempa guguran dengan amplitudo 4-13 mm dan lama gempa 37-62 detik.

"Juga tercatat satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 17 mm, sedangkan pengamatan visual asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, selatan, barat dan barat laut," ucap Liswanto.

Gunung Semeru Masuk Siaga Level 3

Dilansir Antara, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan Gunung Semeru masuk dalam status siaga atau level 3. Masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Alasannya karena berpotensi adanya perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Tak hanya itu, masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Halaman 2 dari 2
(kny/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads