Tragedi keracunan massal terjadi di Bondowoso, Jawa Timur. Ratusan santri di pondok pesantren menjadi korban keracunan massal setelah mengonsumsi makanan. Mereka dilaporkan muntah-muntah dan diare.
Polisi langsung melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan dan bekas muntahan para korban. Lalu, bagaimana awal mula kejadiannya? Berikut penjelasannya.
Awal Mula Keracunan Massal di Bondowoso
Dikutip dari detikJatim, ratusan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hasani, Kauman, Bondowoso, Jawa Timur mengalami keracunan massal. Para santri tersebut tiba-tiba muntah dan diare. Diduga, hal tersebut adalah efek dari makanan yang mereka konsumsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian berawal sekitar pukul 13.00 WIB pada Selasa (4/7/2023). Ada beberapa santri yang merasa mual, lalu muntah-muntah setelah makan. Namun, semakin lama beberapa santri mengalami hal serupa.
Para korban langsung dievakuasi ke puskemas maupun rumah sakit, yakni Puskesmas Kotakulon, Nangkaan, RS Bhayangkara, serta RSUD dr Koesnadi. Akibat keracunan massal tersebut, pihak Dinas Kesehatan Bondowoso langsung menetapkan KLB (kejadian luar biasa).
"Kejadian itu kami langsung menetapkan KLB. Karena jumlah korban mencapai puluhan. Bahkan bisa bertambah," kata Kabid Pencegahan dan Penanganan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Bondowoso, Tuhu Suryono, Selasa (4/7/2023).
![]() |
Jumlah Korban: 102 Santri
Awalnya, hanya puluhan santri Ponpes Al Hasani yang terkena keracunan massal. Namun kini, korban bertambah menjadi 102 orang. Berdasarkan data di posko pengaduan Dinas Kesehatan Bondowoso, 102 korban tersebut dengan rincian 61 rawat inap dan 41 sudah dipulangkan.
"61 orang santri dirawat di puskesmas terdekat dan rumah sakit," ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bondowoso Tuhu Suryono kepada wartawan, Selasa (14/7/2023).
Penyebab Keracunan Masih Diselidiki
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bondowoso Tuhu Suryono mengatakan para santri yang menjadi korban keracunan rata-rata mengalami gejala muntah dan diare. Kemungkinannya, mereka mengalami gangguan saluran pencernaan.
"Kemungkinan terbesar penyebabnya bakteri yang berasal dari makanan. Ini masih dalam penyelidikan," kata Tuhu.
"Beberapa korban memang sempat sesak nafas. Tapi belum diketahui karena bawaan atau akibat dari keracunan itu,' tambahnya.
Beberapa santri dilaporkan ada yang mendapat makanan dari dalam pondok. Ada juga yang jajan di luar pondok.
"Yang kena ini santri yang makan di dalam, juga yang makan di luar, maupun yang masak sendiri," terang Tuhu Suryono.
Sisa Makanan Akan Diuji di Lab
Polisi langsung mengambil sampel makanan dan bekas muntahan dari korban keracunan massal di Bondowoso. Sampel sisa makanan dan muntahan tersebut akan dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui penyebab keracunan massal para santri ponpes.
"Kami langsung mengambil sisa makanan dan muntahan untuk segera diuji lab," jelas Kapolres Bondowoso AKBP Bimo Ariyanto, Selasa (4/7/2023).
(kny/imk)