Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memakai teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mengurai kemacetan di Jakarta. Teknologi AI diklaim telah mampu mengurangi kemacetan sekitar 20 persen.
Teknologi AI ini sudah dipasang di 20 persimpangan di Jakarta. Penerapan teknologi AI disebut berpengaruh memantau dan melakukan pengaturan waktu di lampu lalu lintas berdasarkan informasi basis data internal Google.
"Jadi ada 20 simpang yang sudah menerapkan prinsip AI dengan intelligent transport system (sistem transportasi cerdas) di traffic light (lampu lalu lintas)," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo, seperti dikutip dari Antara, Minggu (2/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penerapan AI, lanjut dia, juga dapat memperkuat fungsi sistem manajemen lalu lintas (adaptive forces) yang dijalankan dan menghitung secara aktual volume lalu lintas di simpang.
Dengan teknologi itu, Dishub DKI dapat mengetahui ratio atau perbandingan antara kapasitas jalan dan kepadatan lalu lintas di jalan tersebut.
"Jadi traffic light tersebut dapat 'melihat' kaki simpang mana yang padat sehingga di titik itulah yang akan diberi prioritas lampu hijau lebih banyak atau lama," ujar Syafrin.
Kurangi Macet 20 Persen
Sementara itu, Heru Budi mengungkapkan hasil penerapan teknologi AI yang dipasang di 20 persimpangan. Heru menyebutkan teknologi AI dapat mengurai kemacetan 15-20 persen.
"Iya, ini (AI) kata Pak Kadishub untuk mempermudah pantauan kemacetan dan memperlancar lalu lintas. Bisa menciptakan efisiensi lalu lintas menjadi 15-20 persen. Ini ada di setiap titik, yaitu sistem recognize," kata Heru di gedung Dinas Teknis Abdul Muis, Jakarta Pusat, Selasa (4/7).
Baca selengkapnya di halaman berikutnya.
Selain itu, Heru Budi akan menambah pemasangan teknologi AI di 40 persimpangan. Titik-titik itu dipilih berdasarkan tingkat kemacetannya.
"Ada terpasang di 20 (titik) persimpangan. Tahun ini akan dipasang titik lagi 40 titik. Jadi 40 titik, ditambah 20 titik yang ada," ujar Heru.
Heru menyebutkan pemasangan teknologi AI diprioritaskan untuk kawasan dengan tingkat kemacetan yang tinggi. Seperti di Jalan Daan Mogot dan Jalan Pancoran.
"Prioritasnya untuk kawasan yang memiliki tingkat kemacetan yang padat. Contohnya ada di kawasan Jalan Daan Mogot, Pancoran, Kuningan, Gunung Sahari, serta di Gatot Subroto," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo. Dia mengatakan, sejak pemanfaatan teknologi AI tersebut, terjadi efisiensi pengurangan kemacetan.
"Dengan memanfaatkan teknologi AI ini, di tiga bulan pertama, sudah diimplementasikan sejak bulan April tahun ini, terpantau bahwa terjadi efisiensi dari sisi pengurangan antrean kendaraan sekitar 20 persen di sekitar 20 persimpangan titik yang terpasang," jelasnya.
Dia menyebutkan sebelumnya pihaknya harus melakukan setting lampu lintas secara manual dan turun ke lapangan. Namun, begitu menggunakan teknologi AI, kata dia, sistem akan melakukan identifikasi secara langsung.
"Saat ini, dengan teknologi AI, sistem akan melakukan identifikasi langsung secara real time. Berapa waktu (lampu) hijau yang dibutuhkan untuk setiap titik persimpangan, agar kendaraan yang melintas dalam periode waktu tertentu keseluruhannya bisa melintas," tuturnya.