Jakarta - Lama tak terdengar, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur kembali berkarya. Sebuah buku berjudul 'Islamku Islam Anda Islam Kita' kembali lahir dari buah pikirannya, menyapa para pembaca. Buku yang berkisah tentang pluralitas ini, secara resmi diluncurkan di Hotel Aryaduta, Jl Prapatan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/9/2006). Peluncuran buku ini berbarengan dengan perayaan ulang tahun ke-2 Wahid Institute. Dalam sambutannya, Gus Dur menjelaskan bahwa buku ini berisi tentang keberagaman. "Buku ini berisi tentang pluralitas yang menjadi ruh saya," ucap Gus Dur.Dia menambahkan, Indonesia tidak bisa menjadi negara Islam karena bangsa di Indonesia berasal dari berbagai macam arah dan sudut. Selain itu, tambah Gus Dur, masalah jihad juga menjadi sorotannya. "Jihad tidak selalu membela Islam, karena membela pancasila juga bisa disebut sebagai jihad," cetus Gus Dur.Dia menceritakan, 2 bulan setelah proklamasi, PBNU mengeluarkan resolusi jihad membela Indonesia dari serangan lawan. "Padahal Indonesia adalah negara Pancasila," tegasnya.Pada acara peluncuran buku yang dihadiri sekitar 200 tamu undangan tampak hadir sahabat-sahabat Gus Dur antara lain Jaya Suprana, WimarWitoelar, Menakertrans Erman Suparno, dan Cagub DKI Jakarta Sarwono Kusumaatmadja. Acara ini berlangsung dalam suasana santai. Sesekali para tamu tergelak mendengar guyonan Gus Dur saat memberi sambutan.Dalam buku setebal 410 halaman ini, Gus Dur pun mencoba membahas masalah sosial dari perspektif islam yang luas dan penuh toleransi. Beberapa hal yang dibahas ialah masalah ekonomi kerakyatan, pendidikan, kekerasan, dan terorisme yang semuanya terbagi dalam 7 bab.Rencananya buku terbitan Wahid Institute ini akan diterbitkan dalam 7 bahasa yang berbeda yaitu Jerman, Belanda, Prancis, Inggris, Jepang, Korea, dan Cina. Namun sama seperti pengarang lainnya, Gus Dur pun masih perlu melakukan negosiasi. "Ada yang sudah saya lepas, ada yang belum. Soal tawar menawar honorarium itu biasa," candanya yang diikuti gelak tamu undangan.
(ndr/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini