Seorang tetangga mengungkap nama asli Panji Gumilang sebelum menjadi pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun. Endang Rahmat (64) mengungkap sosok Panji Gumilang, pimpinan Ma'had Al-Zaytun, di masa lalu.
Seperti diketahui, Panji Gumilang jadi perhatian karena berbagai kontroversi yang menyertainya.
Endang, yang berasal dari Pandeglang, Banten, mengaku pernah menjadi tetangga Abdussalam, yang kini bernama Panji Gumilang. Pada 1967-1968, Abdussalam dikenal warga Menes sebagai guru yang mengajar di salah satu Madrasah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu kenalnya Abdussalam bin Imam Rasyidi," kata Endang, warga di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, dilansir detikJabar, Minggu (2/7/2023).
![]() |
"Kenal, dia itu panutan anak-anak, ya karena ngajar di madrasah tsanawiyahlah. Itu anak kecil-kecil di Menes taat semua. Karena kalau di Banten yang namanya ulama dihormati banget," katanya.
Endang, yang terpaut 14 tahun lebih muda dari Panji Gumilang, pun mengaku sering berkomunikasi. Terlebih rumah yang dihuni Panji Gumilang ketika di Menes hanya berjarak 4-5 rumah.
Panji Gumilang, yang dikenal Endang bernama Abdussalam, ketika itu dinilai taat beragama. "Beda 14 tahun, ya senior kalau di sini dia ustaz, saya santrinyalah. Agamanya bagus," ujarnya.
Diceritakan Endang bahwa Abdul Salam dan istrinya termasuk orang nomor satu di Menes kala itu. Dia (Abdussalam) tinggal di situ hanya karena terpaut pernikahan dengan istrinya.
Setelah beberapa tahun menetap di situ, nama Abdussalam, kata Endang, seperti hilang di Banten.
Meski sempat mendengar desas-desus tentang Abdussalam, Endang tak lagi bertemu dengan Abdussalam hingga beranjak muda dan merantau ke Jakarta hingga akhirnya tinggal di Indramayu mengajar pencak silat.
Hingga akhirnya pada 1981 Endang Rahmat menetap di Indramayu. Bahkan, setelah itu ia pun menyaksikan pembangunan Al-Zaytun. Namun, ia tidak menyangka bahwa Panji Gumilang adalah orang yang dulu Endang kenal.
Sulitnya Bersilaturahmi
Sejak berdiri sekitar 1996, Endang mengaku tidak pernah menginjakkan kaki di ponpes yang terlihat jelas dari rumahnya itu. Hal itu pun hampir dirasakan tetangga sekitarnya.
Namun, di awal beroperasinya ponpes itu, warga mengaku sempat menerima daging kurban, beras saat hari besar.
"Jangankan tiga kali, satu kali pun nginjak Al-Zaytun nggak pernah cuma istri saya pernah jalan-jalan pada waktu dulu, beras sama daging Raya Agungan (Hari Raya Idul Adha) ya Muharaman-lah. Waktu itu semua warga ya anyar-anyar mah tapi sekarang mah out," ujar nya.
Simak selengkapnya di sini.
Saksikan Video 'Bareskrim Panggil Pimpinan Al-Zaytun Panji Gumilang Senin Besok':