Wacana pemerintah melakukan renovasi di Jakarta International Stadium (JIS) menuai polemik. Rencana itu diwarnai kritik serta dukungan.
Rencana perbaikan JIS awalnya dilakukan terkait gelaran Piala Dunia U-17 di Jakarta. JIS menjadi salah satu stadion yang diusulkan untuk menjadi tuan rumah.
Namun rencana itu tidak berjalan mulus. JIS dinilai belum sesuai dengan standar FIFA dalam pelaksanaan pertandingan internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menpora Dito Ariotedjo menyebutkan Presiden Jokowi ingin JIS menjadi stadion yang sesuai standar. Dito mengatakan pihaknya akan berkunjung ke JIS dalam waktu dekat. Nantinya, sejumlah catatan itu bakal dibahas bersama PSSI.
"Ini rencana saya akan mengunjungi JIS dalam waktu dekat ini, karena memang Bapak Presiden juga menginginkan JIS direnovasi sesuai standar," kata Dito di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (28/6).
Dito membeberkan sejumlah catatan apabila JIS ditunjuk sebagai venue Piala Dunia U-17. Menurut Dito, JIS masih memiliki pekerjaan rumah, dari perbaikan akses keluar-masuk hingga ketersediaan area parkir.
"Nah, memang beberapa catatan buat Jakarta International Stadium itu terkait pintu ya, akses pintu, parkir," jelasnya.
Wacana itu menimbulkan reaksi beragam. Sejumlah wakil rakyat di DPRD DKI Jakarta pun bersuara.
PDIP Nilai JIS Produk Abal-abal
Ketua F-PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono buka suara soal rencana pemerintah merenovasi JIS. Dia menilai stadion itu hanya membuang biaya tanpa kualitas yang bagus.
"Saya sangat prihatin, uang triliunan rupiah yang digelontorkan ke JakPro ternyata kualitas kampungan," kata Gembong saat dihubungi, Jumat (30/6).
Gembong mempertanyakan kualitas dari JIS. Dia menyebut JIS sebagai produk yang abal-abal usai direncanakan untuk direnovasi meski belum rutin dipakai untuk umum.
"Dipakai saja belum kok sudah direnovasi. Artinya ini menunjukkan bahwa stadion yang dibangga-banggakan itu ternyata abal-abal," sambungnya.
Meski begitu, Gembong menyambut baik terkait sikap pemerintah yang ingin merenovasi stadion JIS. Gembong berharap setelah renovasi acara berskala Internasional dapat berlangsung di stadion itu.
"Tapi saya merasa bahagia juga sih, direnovasi agar sesuai standart FIFA. Sehingga bisa untuk perhelatan piala dunia. Yah mudah-mudahan dengan rencana renovasi itu JIS bisa segera digunakan untuk event skala internasional", ucapnya.
Demokrat Tepis JIS Proyek Abal-abal
Ketua F-PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menyebut pembangunan Stadion Jakarta International Stadium (JIS) hanya membuang-buang biaya tanpa kualitas yang bagus usai disorot aksesnya. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Fraksi Demokrat Misan Samsuri menyebut pernyataan itu tidak pas.
"Menurut saya nggak pas juga kalau itu di bilang abal-abal, pembangunan JIS itu pasti ada konsultan perencanaannya, bukan asal bangun saja," kata Misan saat dihubungi, Jumat (30/6).
Misan menanggapi soal adanya permintaan JIS direnovasi agar memenuhi standar demi bisa menggelar event olahraga internasional. Menurutnya, renovasi yang dimaksud adalah penyempurnaan fasilitas-fasilitas pendukung JIS.
"Mesti dilihat dulu apanya yang mau direnovasi, menutut saya mungkin bukan renovasi, tapi lebih kepada penyempurnaan sarana-sarana pendukung sekitaran JIS," katanya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Saksikan juga 'Adu Argumen PDIP-NasDem soal Wacana Renovasi JIS':
"Atau beda pemimpin beda sudut pandang tentang JIS, ya kita lihat saja, kalau itu untuk perbaikan ya oke-oke saja. Nggak ada yang sempurna dalam hidup ini, dalam apapun termasuk JIS," tambahnya.
PKS Nilai JIS Hanya Butuh Perbaikan Minor
Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli merespons soal asumsi Jakarta International Stadium (JIS) berkualitas kampungan. Taufik menyindir balik DPRD DKI yang mengawasi pembangunan JIS pada masa itu juga kampungan.
"Kalau JIS berkualitas kampungan, pengawas pembangunannya, yaitu DPRD DKI Jakarta, di periode yang bersangkutan juga kampungan," kata Taufik saat dihubungi, Jumat (30/6).
Taufik menilai renovasi yang dilakukan terhadap JIS saat ini seakan dinilai negatif. Padahal adanya renovasi bukan berarti menandakan bangunan itu gagal. Dia juga menyebut renovasi tidak dilakukan secara besar-besaran.
"Tapi sekarang JIS di-framing seakan-akan produk kampungan, produk gagal. Kata 'renovasi' berkonotasi bahwa bangunan gagal. Padahal perbaikan yang dilakukan tidak besar. Hanya pintu masuk, akses parkir, dan semacamnya," ujarnya.
"JakPro, yang ditugaskan membangun JIS, sejak awalnya selalu berkonsultasi dengan DPRD DKI Jakarta, terutama dengan Komisi B. DPRD terus memberikan masukan dan memantau perkembangan pembangunan JIS sampai selesai. Saya juga anggota Komisi B DPRD dan melihat profesionalitas yang sangat tinggi dari anak-anak bangsa yang membangun JIS," lanjutnya.
Taufik pun mengaku tidak masalah dengan keinginan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadikan JIS sesuai standar agar bisa dipakai untuk venue Piala Dunia U-17. Namun PKS tak setuju jika perbaikan dari kekurangan JIS disebut dengan istilah renovasi.
"Bagus itu kalau JIS diperbaiki kekurangannya untuk dipakai Pildun U-17. Tapi istilahnya saya kira bukan 'renovasi' ya, karena secara umum bangunan stadium sudah sangat baik, tidak ada yang perlu diubah. Dari awal sudah dirancang melalui konsultasi FIFA," katanya.
Golkar Minta Tak Perlu Ada Gengsi soal Renovasi JIS
Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Basri Baco mengatakan wacana renovasi JIS tidak perlu direspons secara keras.
Basri awalnya meyambut terbuka masuknya JIS menjadi salah satu opsi stadion tempat digelarnya Piala Dunia U-17.
"Wah keren dong kalau bisa jadi lokasi perheltan dunia walau hanya U-17. Kita semua wajib dukung dong," kata Basri saat dihubungi, Sabtu (1/7/2023).
Basri mengatakan JIS sangat layak menggelar pertandingan Piala Dunia U-17. Namun dia mengakui masih perlu ada sedikit perbaikan di JIS.
"JIS layak lah walau memang masih banyak yang perlu perbaikan di sana-sini," katanya.
Menurut Basri, wacana renovasi di JIS yang diusulkan oleh pemerintah pusat harus didukung. Dia berharap tidak perlu ada sikap gengsi terhadap rencana tersebut.
"Jadi pemimpin atau kepala daerah harus punya jiwa dan visi membangun untuk kepentingan bersama. Tidak boleh egois dan gengsi-gengsian. Selama untuk kepentingan rakyat, jalankan dan tuntaskan," tutur Basri.
Basri berharap perbaikan di JIS nantinya tidak dikaiktkan dengan persoalan politik.
"Jakpro sudah punya pengalaman panjang lah, sudah banyak orang-orang hebat di situ yang paham dan ngerti cara membangun yang benar. Asal jangan diobok-obok aja secara politik pas orang lagi kerja. Yang kacau biasanya begitu," tambahnya.