Kudeta Militer, Kawasan Pelacuran Thai Jalan Terus
Kamis, 21 Sep 2006 11:49 WIB
Bangkok - Selasa malam 19 September. Ketika tank-tank dan pasukan militer Thailand bergerak untuk melancarkan kudeta, kehidupan malam di kawasan pelacuran terkenal Bangkok, Patpong, jalan terus. Beberapa jam setelah itu pun, aktivitas di bar-bar berlangsung seperti biasa."Saya terjaga hingga pukul 03.00 mencari kepuasan seks dengan wanita-wanita dan saya tidak melihat tentara," kata turis Inggris, Barney Humble yang melihat tayangan kudeta di layar televisi di bar."Beritanya agak berlebihan," imbuh pria itu.Patpong yang dikenal akan bar-bar penari telanjangnya, merupakan salah satu kawasan yang paling ramai dikunjungi warga asing yang tertarik akan besarnya industri seks Thailand.Joe Morrow, seorang wisatawan Inggris lainnya sedang menikmati kehidupan malam Bangkok ketika berita kudeta mencuat Selasa malam itu. Namun isu kudeta itu tidak mengganggu jadwal liburannya. Rencana untuk pergi ke pasar malam, minum bir dan bersenang-senang dengan wanita tetap berjalan."Serius, tidak ada yang beda, semuanya normal," tandas pria berusia 39 tahun itu kepada kantor berita AFP, Kamis (21/9/2006).Hal senada diungkapkan para pemilik dan pekerja bar. "Semua tetap buka, kami tidak khawatir soal itu. Semuanya sama seperti sebelumnya," kata Noon, seorang pelayan restoran di Patpong.Menurut Naiyana Nongnuch, kasir di sebuah bar Patpong, para pelanggan tetap minum-minum seperti tidak terjadi apa-apa.Menurut Interpol, Thailand hingga tahun lalu dianggap sebagai tujuan utama dunia bagi para pelancong seks. Namun kemudian posisi Thailand digeser oleh Brasil. Meski begitu, Patpong tetap dikenal akan reputasinya untuk kehidupan malam dan pertunjukan seks vulgar.Meskipun prostitusi secara resmi dinyatakan ilegal di Thailand, namun diperkirakan ada puluhan ribu bahkan mungkin jutaan pria dan wanita yang menjadi pekerja seks.
(ita/sss)