Hanya saja, kata dia, kendala utama di Madura adalah infrastruktur akses jalan ke lokasi pariwisata. Dia megnatakan secara umum infrastruktur di Madura itu dari zaman awal kemerdekaan bahkan Belanda sampai sekarang, luas jalannya masih minim.
"Sedangkan, frekuensi kendaraan yang masuk ke Madura itu sudah overload. Makanya, memang perlu diikuti pembangunan infrastruktur yang layak. Potensi pariwisata di Madura cukup banyak," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syafi'i mengatakan Madura sebagai daerah penyuplai garam nasional hingga 70 persen termasuk gas di Jawa Timur. Belum lagi, lanjut dia, potensi jagung dan rempah-rempah. Syafi'i pun heran Madura dari sisi indeks pembangunan manusia (IPM) selalu posisi terendah di Jawa Timur.
Baca juga: Pemotor Toron ke Madura Padati Suramadu |
Syafi'i mengatakan untuk kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan di Madura sudah terbangun sejak dulu dan menjadi bagian budaya masyarakat. Akan tetapi, kata dia, akses ke sektor-sektor wilayah publik itu relatif perempuan di Madura lemah.
"Urusan domestik rumah tangga, tidak sedikit malah tergantung ekonomi dari pekerjaan perempuan. Termasuk dalam bertani, sama tidak membedakan. Laki dan perempuan sama-sama turun ke sawah. Cuma kalau masuk wilayah publik masih terbatas. Apakah perempuan Madura tidak tertarik, atau aksesnya masih terbatas. Di DPRD Kabupaten saja masih sedikit perempuan itu," pungkasnya.
Hadir dalam acara tersebut Hasani Bin Zuber, Linda Megawati, Didi Irawadi Syamsuddin dari fraksi Partai Demokrat, Gilang Dhiela Fararez dari F-PDIP, Mulan Jameela dari F-Gerindra, Arzeti Bilbina dari F-PKB.
(lir/lir)