Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan infrastruktur sekolah yang berkualitas dan tahan bencana harus menjadi prioritas dalam proses pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di Tanah Air. Hal ini berkaitan dengan kondisi geografis Indonesia yang rawan bencana.
"Posisi wilayah Indonesia yang rawan bencana seharusnya diantisipasi dengan tepat, salah satunya dengan membangun infrastruktur sekolah yang tahan bencana," kata Lestari dalam keterangannya, Rabu (28/6/2023).
Lestari menjabarkan berdasarkan kajian dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Bank Dunia, sebanyak 75% sekolah di Indonesia berada di lokasi rawan bencana. Sementara itu, lanjutnya, hingga saat ini belum ada mekanisme pemeliharaan gedung sekolah yang efektif, yang disesuaikan dengan tingkat kerusakannya dengan memperhatikan prinsip-prinsip ketahanan bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil kajian itu juga menyarankan pemeliharaan gedung sekolah secara rutin, sehingga biaya rehabilitasi gedung sekolah akan lebih terjangkau dibandingkan dengan pembiayaan rehabilitasi gedung yang rusak berat.
Menurut Lestari, hasil kajian BNPB dan Bank Dunia itu harus ditindaklanjuti segera dengan perencanaan yang tepat. Apalagi, kata Lestari, sekolah merupakan tempat generasi penerus bangsa menuntut ilmu dalam rangka meningkatkan kualitas berpikir dan menanamkan akhlak yang baik.
Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu menambahkan keamanan dan kenyamanan dalam menuntut ilmu harus dijamin, salah satunya dengan mengupayakan sarana dan prasarana sekolah yang berkualitas baik dan tahan terhadap bencana.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun ajaran 2021/2022 menunjukkan hampir di semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan kerusakan sarana sekolah. Sebanyak 60,60% ruang kelas SD dalam kondisi rusak ringan atau sedang pada tahun ajaran 2021/2022. Angka tersebut lebih tinggi 3,47% jika dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar 57,13%.
Simak juga 'BMKG Jawab Isu Kemunculan Gunung Laut di Perairan Pacitan':