5 Tradisi Unik Perayaan Idul Adha dari Berbagai Daerah di Indonesia

5 Tradisi Unik Perayaan Idul Adha dari Berbagai Daerah di Indonesia

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Selasa, 27 Jun 2023 17:27 WIB
Ilustrasi Idul Adha
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/sofirinaja)
Jakarta -

Ada begitu banyak macam tradisi perayaan Idul Adha dari berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya beragam, berbagai tradisi perayaan Idul Adha di Indonesia ini memiliki keunikan masing-masing dan makna yang begitu mendalam.

Mengutip dari situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), berikut ini lima tradisi unik perayaan Idul Adha dari berbagai wilayah di Indonesia yang perlu diketahui:

1. Tradisi Apitan di Semarang

Tradisi Apitan adalah tradisi perayaan Idul Adha dari Semarang yang merupakan bentuk rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan oleh Yang Maha Esa. Di Semarang, tradisi ini biasa diisi dengan pembacaan do'a yang dilanjutkan dengan arak-arakan hasil tani, ternak, dan nantinya hasil tani yang diarak ini akan diambil secara berebutan oleh masyarakat setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi Arakan di Semarang dipercaya menjadi kebiasaan para Wali Songo dulu sebagai bentuk ungkapan rasa syukur di perayaan Idul Adha. Tak hanya gunungan berupa hasil tani atau arak-arakan ternak, siapa pun yang menyaksikan tradisi Apitan ini juga akan disuguhkan dengan hiburan khas kearifan lokal.

2. Tradisi Manten Sapi di Pasuruan

Tradisi Manten Sapi adalah tradisi perayaan Idul Adha yang dilakukan oleh masyarakat Pasuruan. Tradisi Manten Sapi ini merupakan bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada hewan kurban yang akan disembelih.

ADVERTISEMENT

Uniknya, sapi yang hendak dikurbankan akan didandani secantik mungkin bak pengantin. Hewan tersebut juga dikalungkan bunga tujuh rupa, lalu dibalut dengan kain kafan, serban, dan sajadah. Pada tradisi ini, kain kafan menjadi tanda kesucian orang yang berkurban.

Setelah didandani, semua sapi akan diarak menuju masjid setempat untuk diserahkan kepada panitia kurban. Yang lebih berkesannya lagi, daging sapi kurban ini biasanya akan diolah dan disantap bersama-sama warga.

3. Tradisi Grebeg Gunungan di Yogyakarta

Sepintas hampir mirip tradisi Apitan dari Semarang, tradisi Grebeg Gunungan adalah tradisi perayaan Idul Adha yang dirayakan oleh masyarakat Yogyakarta. Warga Muslim Yogyakarta akan mengarak hasil bumi dari halaman Keraton hingga Masjid Gede Kauman. Arak-arakan hasil bumi ini berjumlah 3 buah gunungan yang tersusun dari rangkaian sayur-mayur dan buah.

Tak hanya saat Idul Adha saja, di Yogyakarta, tradisi Grebeg diselenggarakan setiap hari besar agama Islam, seperti Grebeg Syawal saat Idul Fitri. Adapun tradisi Grebeg Gunungan dilaksanakan pada perayaan Idul Adha. Masyarakat setempat percaya, apabila berhasil mengambil hasil bumi yang disusun dalam bentuk gunungan, bisa mendatangkan rezeki.

4. Tradisi Gamelan Sekaten di Cirebon

Tradisi Gamelan Sekaten adalah sebuah tradisi perayaan Idul Adha dari Cirebon yang dipercaya merupakan dakwah dari Sunan Gunung Jati sebagai penyebar agama Islam di tanah Cirebon. Tradisi ini selalu diselenggarakan setiap perayaan hari besar agama Islam, seperti saat Idul Fitri dan Idul Adha.

Alunan Gamelan yang berada di sekitar area Keraton Kasepuhan Cirebon, menjadi penanda bahwa umat Muslim di Cirebon merayakan hari kemenangan. Rangkaian Gamelan dibunyikan sesaat setelah sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

5. Tradisi Meugang di Aceh

Tradisi Meugang adalah tradisi perayaan Idul Adha yang berasal dari kata Makmeugang yang sangat familiar untuk masyarakat Aceh terutama di saat hari-hari besar keagamaan. Pada saat perayaan hari besar agama Islam akan tiba, banyak pedagang daging akan menjajakan daging-daging segar yang digantung dan bisa dibeli masyarakat Aceh.

Tradisi Meugang sendiri sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan identik dengan makan daging sapi atau kerbau bersama yang diolah dengan beraneka ragam masakan. Sejarah Meugang berawal pada masa kerajaan Aceh dengan memotong hewan dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

Tradisi Meugang di Aceh ini memiliki makna sebagai ungkapan syukur atas kemakmuran tanah Aceh. Dan sampai saat ini tradisi Meugang tetap dilestarikan oleh seluruh masyarakat Aceh saat menyambut hari-hari besar suci umat islam, termasuk saat Idul Adha.

(wia/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads