Kabar duka datang dari seorang mahasiswi dari Universitas Diponegoro (Undip), Anindita Syafa Nabila Rizki (20) meninggal dunia saat dalam pendakian di Gunung Lawu. Pendaki bersama 17 orang rombongan dari Undip Semarang itu ditemukan meninggal usai sempat mengeluh sakit dan istirahat di tenda.
Berikut fakta-fakta terkait peristiwa meninggalnya mahasiswi Undip saat mendaki Gunung Lawu yang dirangkum detikcom, Senin (26/6/2023):
1. Identitas Pendaki Mahasiswi Undip yang Meninggal
Seorang pendaki Gunung Lawu via Candi Cetho dilaporkan meninggal dunia, pada Minggu (25/6/2023) siang. Pendaki yang meninggal tersebut bernama Anindita Syafa Nabila Rizki (20) yang termasuk rombongan dari Undip Semarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anindita Syafa NK (20), alamat Semarang, Kompas Undip Semarang," tulis keterangan terkait identitas korban yang dibagikan Komandan Markas SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto kepada detikJateng, Minggu (25/6) siang.
2. Ditemukan Tak Sadarkan Diri dengan Mulut Berbusa
Arif menjelaskan, awal mula peristiwa yakni pada sekitar pukul 12.06 WIB pos pendakian mendapat kabar dari salah seorang porter yang menemukan pendaki tidak sadarkan diri di Pos 4 atau di Gupakan Menjangan. Saat itu kondisi pendaki wanita itu tak sadarkan diri dengan mulut berbusa.
"Pos pendakian awal mendapatkan info dari porter bahwasannya wanita tersebut yang tak sadarkan diri dengan mulut berbusa dan denyut jantung tidak ada," jelasnya.
Selanjutnya pada sekitar pukul 13.30, korban dipastikan tidak tertolong atau meninggal dunia. "Lalu tim SAR melakukan evakuasi korban untuk bisa dibawa turun," lanjutnya.
"Korban berhasil dievakuasi dan dibawa turun sekitar pukul 18.11 WIB langsung dibawa ke Puskesmas Jenawi," lanjutnya.
3. Mendaki dengan Rombongan 17 Orang dari Undip
Arif mengungkapkan korban sebelumnya mendaki bersama rombongan 17 orang dari Undip Semarang. Namun pada saat itu untuk rombongan korban masih berada di posko induk pendakian.
"Iya benar bersama rombongan (mendaki) sekitar 17 orang. Tadi rombongan berada di posko induk pendakian. Untuk operasi ditutup sekitar pukul 19.45 WIB," ucapnya.
Lebih lanjut, Arif mengatakan bahwa untuk evakuasi korban tidak ada halangan. Cuaca di atas terbilang cerah.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Saat Isak Tangis Iringi Pemakaman Pendaki Unsoed yang Tewas di Gunung Slamet':
"Tidak ada kendala untuk evakuasi, cuaca di atas juga cerah jadi memudahkan," imbuhnya.
4. Dugaan Penyebab Meninggal: Kelelahan-Hipotermia
Arif mengatakan, sebelum meninggal, korban diduga kelelahan dan mengalami hipotermia. "Kemungkinan besar kelelahan dan hipotermia dan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik yang mengenai korban tersebut," katanya.
Kapolsek Jenawi, Karanganyar, AKP Sudirman mengatakan Anindita bersama rombongan berangkat pada Sabtu (24/6/2023) pagi. Rombongan tersebut tiba di Gupakan Menjangan sekitar pukul 18.00 WIB.
"Yang jelas dari bawah itu rombongan 17 orang, terus berangkat pagi sekitar pukul 7 pagi dari basecamp Candi Cetho. Sampai di Gupak Menjangan jam 18.00 WIB," kata Sudirman saat dihubungi detikJateng, Senin (26/6/2023).
Sudirman melanjutkan, setelah sampai di Gupak Menjangan, rombongan mendirikan tenda dan makan malam. Lalu pada Minggu (25/6/2023) pagi rombongan melanjutkan perjalanan. Sementara korban ditemani satu temannya tidak naik karena merasa tidak enak badan.
5. Korban Sempat Mengeluh Sakit-Istirahat di Tenda
Sudirman mengatakan, saat rombongan lainnya melanjutkan perjalanan, korban dan satu orang temannya masih berada di tenda yang ada di Gupak Menjangan untuk istirahat. Korban akhirnya meninggal dan dievakuasi tim SAR gabungan pada Minggu (25/6/2023) malam.
"Yang melanjutkan perjalanan Itu 15 temannya. Yang itu ditemani satu teman istirahat di situ, perkembangan tidak enak dikasih obat, oksigen terus dimintakan oksigen di tenda setelah semakin memburuk," ungkapnya.
"Kemarin malam keluarga sudah datang ke Puskesmas Jenawi dan membawa jenazah pulang langsung," pungkasnya.