Timwas Haji DPR meninjau pemondokan jemaah haji Indonesia di Mekkah. Ada cerita menyentuh hati soal tolong menolong jemaah haji Indonesia yang ditemukan Timwas Haji.
Tim kecil Timwas Haji DPR yang mengecek pemondokan jemaah dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang, Sabtu (24/6/2023). Rombongan Anggota Komisi VIII DPR yang ikut tim ini, yaitu Samsu Niang, Endang Maria Astuti, TA Khalid, Delmeria, Yandri Susanto, dan Syaifullah Delmeria. Sementara anggota tim yang berasal Komisi III DPR, yaitu Eva Yuliana, Heru Widodo dan Rano Al Fath.
Timwas mengecek sejumlah pemondokan jemaah haji Indonesia yang ada di sektor 1, yang berisi jemaah asal Jawa Barat dan sebagian Banten. Selain itu, Timwas juga meninjau sektor 9, yang berisi jemaah dari Sumatera Utara dan sebagian DKI Jakarta.
Marwan Dasopang menuturkan Timwas sempat menemukan satu kamar jemaah yang diisi enam orang jemaah. Hal itu sebenarnya melanggar kesepakatan DPR dan Pemerintah, yang mengatur satu kamar maksimal diisi empat jemaah. Namun Marwan tak mempermasalahkan hal tersebut karena ruangan yang digunakan untuk enam orang jemaah lebih besar.
"Kalau ukuran kamarnya kecil hanya 4 tempat tidur, yang besar 6 tempat tidur, jadi tidak ada persoalan dengan angka, sebetulnya itu ketercukupan ruangan. Tentu saja, kalau ruangannya besar yang akan berakibat hanya kamar mandi, antreannya lebih panjang," kata Marwan.
Timwas menyoroti soal fasilitas ramah lansia di pemondokan jemaah haji yang perlu diperbaiki. Dia mendapat cerita soal tolong menolong antarjemaah karena kurangnya pendamping dari panitia haji bagi jemaah lansia. Ada jemaah haji yang menolong kebutuhan toilet jemaah lansia.
"Mereka kerjakan mengganti popok, menyiram dan lain-lain. Pastinya kan bukan tugas jemaah sendiri, tapi karena ada jemaah berkebutuhan khusus itu mereka lakukan. Itu satu sisi yang positif dari jemaah kita bahwa kerelaan para jemaah yang membantu itu luar biasa. Saya mengapresiasi jemaah-jemaah kita yang berada di dalam satu kamar ada yang lansia berkebutuhan khusus itu ditangani dengan baik, itu tidak mudah," tutur politikus PKB ini.
Ada juga catatan Timwas Haji soal makanan yang tidak didistribusikan Pemerintah pada 7, 14 dan 15 Dzulhijjah. Selain itu, Timwas juga menerima keluhan soal dua hari sarapan mi gelas instan yang diberikan panitia haji.
"Masa-masa yang akan datang kemungkinan untuk itu boleh kita sepakatkan nanti bersama Pemerintah untuk menyiasati supaya menghindari asupan yang diberikan berupa mi instan. Kalau makan mi instan, kalau sudah dua kali makan hanya diasupi dengan mi instan, kita khawatir ya kesehatan jemaah kita menurun dan bahkan bisa mencret. Itu harus kita hindari. Kami melihat itu (jemaah membeli sendiri makanan yang ada di sekitar hotel, red) sebuah terobosan dari para jemaah, bahwa mereka punya siasat lah untuk itu," ulas Marwan.
(rdp/rdp)