Salah satu peringatan tanggal 3 Juli setiap tahunnya adalah Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia atau Plastic Bag Free Day. Peringatan global ini sebagai kampanye kepada masyarakat dunia untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai.
Seperti diketahui, plastik yang tidak terpakai akan menjadi sampah dan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi hewan maupun manusia. Berikut informasi selengkapnya soal Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia.
Dampak Sampah Plastik Bagi Lingkungan
Dilansir situs Indonesiabaik oleh Kominfo, salah satu penyumbang sampah terbesar adalah kantong plastik yang sudah tidak terpakai. Bahaya serta ancaman sampah plastik itu butuh waktu ratusan tahun sebelum terurai sempurna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam prosesnya, sampah plastik akan hancur menjadi partikel-partikel kecil, lalu menyebar di seantero perairan dan tanpa sadar dikonsumsi oleh hewan-hewan di lautan. Hal itu tentu saja dapat membahayakan hewan atau biota laut.
Partikel-partikel sampah plastik (mikro plastik) tidak hanya memberikan dampak buruk bagi biota laut saja. Dalam jangka panjang, manusia juga akan terkena dampaknya.
Hal itu terjadi karena manusia mengonsumsi ikan dan produk-produk dari laut. Ikan atau hewan laut yang sudah menelan mikro plastik akan menyerap racunnya. Racun ini lalu berpindah ke manusia yang memakannya.
![]() |
Tentang Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia
Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia diperingati setiap tanggal 3 Juli. Mengutip dari situs National Today, awalnya pada tahun 1933, polietilen, plastik yang paling umum digunakan, dibuat secara tidak sengaja di sebuah pabrik kimia di Northwich, Inggris. Sebelumnya, polietilen adalah sintesis pertama dari bahan yang praktis secara industri dan awalnya digunakan secara rahasia oleh militer Inggris selama Perang Dunia II.
Pada tahun 1965, tas belanja polietilen dipatenkan oleh perusahaan Swedia Celloplast. Dirancang oleh insinyur Sten Gustaf Thulin, kantong plastik dengan cepat mulai menggantikan kain dan plastik di Eropa.
Setelah menguasai 80 persen pasar tas di Eropa, kantong plastik masuk ke luar negeri dan diperkenalkan secara luas ke Amerika Serikat pada tahun 1979. Perusahaan plastik mulai gencar memasarkan produknya lebih unggul dari kertas dan tas pakai ulang.
Baru pada tahun 1997, pelaut dan peneliti Charles Moore menemukan Great Pacific Garbage Patch, tempat tumpukan sampah plastik yang terbesar dari beberapa pusaran di lautan dunia mengancam kehidupan laut. Ditemukan bahwa kantong plastik dapat membunuh penyu, di mana para penyu yang secara keliru mengira plastik tersebut adalah ubur-ubur dan memakannya.
Bangladesh menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan larangan kantong plastik tipis pada tahun 2002 setelah ditemukan bahwa kantong plastik menyumbat sistem drainase selama bencana banjir. Negara-negara lain dengan cepat mengikuti adalah Afrika Selatan, Rwanda, Cina, Australia, dan Italia.
Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia mencari alternatif untuk menunjukkan bahwa dunia bisa tanpa penggunaan kantong plastik. Peringatan ini adalah bagian dari Gerakan Bebas dari Plastik, yang dimulai pada September 2016, dan telah diikuti oleh hampir 1.500 organisasi berbeda. Gerakan ini mencari solusi atas krisis polusi plastik, untuk membuat planet ini lebih aman bagi manusia, lingkungan, dan hewan.
(kny/imk)