Jakarta - Mensesneg Yusril Ihza Mahendra sudah sejak 1995 menjadi pelanggan di tempat pangkas rambut Cahaya yang berlokasi di Gintung, Ciputat. Meski sudah 10 tahun lebih, mantan istrinya, Kessy Sukaesih, hanya sekitar 3 kali saja menemaninya ke sana."Paling dari tahun 1995 sampai sekarang ini hanya tiga kali Ibu Kessyikut dengan Pak Yusril. Itu pun waktu belum jadi Mensesneg," kata Emen (37), pemangkas rambut yang biasa mencukur Yusril saat ditemui
detikcom dan
Warta Kota, Selasa (19/9/2006).Kedatangan Yusril di tempat pangkas rambut langganannya itu memang begitu spesial di mata Emen (37), Maman (45), dan Mar (50).Dan hari Minggu di akhir Agustus 2006, sekitar pukul 14.30 WIB, terakhir kalinya Yusril menyambangi mereka. Waktu itu berarti setengah bulan lebih sebelum foto dan berita tentang Yusril menghiasai halaman depan media ibukota.Saat itu dengan gaya cuek dan pakaian santainya, Yusril turun dari kendaraan dinasnya, Volvo hitam. Yusril langsung mendatangi tempat pangkas rambut yang berlokasi di RT 1 RW 8, Jalan Juanda, Gintung, Ciputat itu."Emen, biasa nih mau cukur rambut," kata Yusril seperti ditirukan Emen. Dengan sigap Emen langsung mengambil peralatannya. Tanpa ba-bi-bu, Emen langsung memangkas rambut Yusril.Maklum karena pejabat, bayaran yang diberikan Yusril sebagai upah potongrambut berbeda dengan pelanggan lainnya. Jika tarif normal untuk orangdewasa Rp 6.000, maka Yusril memberikan lembaran Rp 100 ribu kepada Emen."Kadang-kadang bisa sampai Rp 300 ribu. Itu kita bagi-bagi bertiga.Biasanya setiap mau datang bulan puasa, kita selalu mendapat bingkisan,entah pakaian atau uang tunai," tutur Emen.Emen mengaku Yusril sudah menjadi langganan tetapnya sejak masih menjabatdosen Universitas Muhammadiyah Jakarta."Mungkin sekitar tahun 1995 Pak Yusril sudah langganan di sini. Tapisekarang rumahnya pindah di kompleks menteri, dia sudah jarang datang.Terakhir kali bulan Agustus kemarin itu," katanya.Meski mendapat perlakuan istimewa, jangan salah, Yusril pun pernah merasakan antrean supaya bisa dipangkas oleh tangan terampil Emen. Emen saat itu mengaku serba salah ketika melihat Yusril harus menunggu seorang pelanggan yang sedang dirapikan rambutnya."Tapi kadang-kadang Pak Yusril kita
duluin meski ada beberapa pelanggan yang sedang antre," ujar Emen.Ketika dicukur, ada kebiasaan rutin yang dilakukan pendiri Partai BulanBintang itu, yakni menyeruput segelas kopi hitam untuk menemaninya membacakoran. Kopi itu dipesan dari sebuah warteg yang kebetulan bersisian dengan tempat pangkas tersebut.Selain Yusril, kebiasaan mencukur rambut juga dilakukan putra bungsunya,Reza, yang duduk di kelas 3 SD. Tapi berbeda dengan Yusril, Reza datangdengan pengawalan dua ajudan.Perilaku Yusril ini menarik simpati Emen, Maman dan Mar ketika Pemilu 2004lalu digelar. Dengan jujur ketiganya mengaku mencoblos PBB. "Soalnya diasih yang ngasih duit ke saya, lagipula orangnya baik," kata Emen.
(umi/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini