Kerap Tampil Apa Adanya, Bamsoet Berbagi Kisah Perjalanan Hidupnya

Kerap Tampil Apa Adanya, Bamsoet Berbagi Kisah Perjalanan Hidupnya

Dea Duta Aulia - detikNews
Sabtu, 17 Jun 2023 08:29 WIB
Bambang Soesatyo
Foto: MPR
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menceritakan kisah hidupnya sebelum berada di posisi saat ini. Ia mengatakan dirinya memiliki latar belakang sebagai wartawan, penjual telur, dan sayuran di Pasar Induk Kramat Jati, anggota DPR hingga ketua DPR.

Pencapaian tersebut tidak terlepas dari sejumlah kegagalan yang pernah dialami. Menurutnya, kegagalan merupakan hal yang biasa dalam sebuah proses untuk mencapai kesuksesan. Hal tersebut diungkapkan olehnya saat talk show dengan salah satu media di Jakarta, Jumat (16/6).

Turut hadir dalam acara tersebut yakni Budayawan Sujiwo Tejo, penulis Kang Maman, wartawan Virgie Baker, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, konten kreator Sherly Annavita, dan host Yohana Margaretha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berasal dari keluarga tentara yang hidup pas-pasan. Dari SD, SMP hingga SMA semua sekolah negeri karena SPP nya sangat murah. Lulus SMA 14 Jakarta, saya inginnya melanjutkan pendidikan kedokteran di Universitas Indonesia. Namun gagal dan akhirnya masuk ke Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya dengan menjual beberapa petak sawah di kampung, peninggalan Ayah saya yang sudah mendahului saat saya masih duduk di SMP," kata Bamsoet dalam keterangannya, Sabtu (17/6/2023).

"Selama kuliah saya tinggal bersama beberapa senior para aktivis mahasiswa antara lain mantan Menteri Kehutanan MS Kaban, Bursah Zarnubi, Eggy Sudjana, dan lain-lain. Pernah suatu malam, kami makan nasi goreng bersama. Ketika membayar saling tengok, tidak satupun yang punya uang. Akhirnya saya ambil diam-diam sepatu kets baru milik MS Kaban untuk bayar nasi goreng tersebut. Kejadian ini menjadi pelajaran hidup bahwa menjaga pertemanan sangat penting. Teman merupakan anak tangga menuju kesuksesan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Bamsoet menjelaskan, saat lulus kuliah, ia berkarier sebagai wartawan. Salah satunya di Harian Prioritas milik Surya Paloh dengan Pemimpin Redaksi Panda Nababan dan Redaktur Pelaksana Derek Manangka (alm). Selama menjadi wartawan, ia banyak bertemu para tokoh politik dan pengusaha antara lain Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung, Agung Laksono, Siswono Yudohusodo, Fadel Muhammad, dan lain-lain. Relasi itulah yang kemudian mengantarkan dirinya aktif di Partai Golkar.

Semasa menjadi wartawan, Bamsoet pernah mendapatkan penugasan meliput pembukaan Pasar Induk Kramat Jati. Dari situ ia mengetahui bahwa para pedagang pasar mendapatkan pasokan sayuran, telur, dan berbagai kebutuhan pokok lainnya dari para pedagang di Bekasi dan berbagai kota pinggiran Jakarta.

Lantas ia menawarkan diri menjadi pemasok. Menurutnya, saat itu, Kepala Pasar Induk Kramat Jati menyetujui sepanjang harganya lebih murah dari pemasok lainnya. Dengan menggunakan kendaraan pick up sewaan, setiap pagi dini hari Bamsoet bolak-balik dari Bekasi ke Pasar Induk Kramat Jati.

"Karena Harian Prioritas tempat saya bekerja dibredel, akhirnya untuk tetap bertahan hidup, saya memberanikan diri mendirikan majalah Info Bisnis. Di zaman itu, mendirikan media massa sangat sulit. Karena salah satu syaratnya harus memiliki deposit atau jaminan Rp 1 miliar yang tidak boleh dipakai selama satu tahun penerbitan. Berkat hubungan baik dengan para pengusaha yang pernah menjadi narasumber, antara lain Pak Aburizal Bakrie, Pak Agung Laksono, dan Pak Fadel Muhammad, kesulitan tersebut bisa diatasi," jelas Bamsoet.

Bamsoet menerangkan, kariernya di politik juga ditempuh dengan jalan yang tidak mudah. Ia harus mengalami empat kali gagal nyaleg dan baru yang kelima berhasil lolos ke Senayan. Dimulai kali pertama di era Orde Baru pada Pemilu 1992 dengan mendapatkan nomor urut 18, Pemilu 1997 dengan nomor urut 8, Pemilu 1999 dengan nomor urut 4, dan Pemilu 2004 dengan nomor urut 2. Barulah di Pemilu 2009, dengan nomor urut 1, ia berhasil menjadi anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VII (Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Banjarnegara).

"Kegagalan pada berbagai pemilu tidak membuat saya putus asa. Justru dari kegagalan itulah, saya kemudian memiliki waktu untuk mengembangkan berbagai usaha. Salah satunya HPH di Mamberamo Papua dan tambang batubara di Kalimantan yang kemudian membuat saya memiliki pendapatan di atas rata-rata. Tanpa perlu ada yang ditutupi serta tampil apa adanya," jelas Bamsoet.

Ia menjelaskan, semangat keterbukaan dan tampil apa adanya itulah yang membuat dirinya hidup ringan tanpa perlu bersandiwara yang menyiksa diri sendiri dan mengelabui publik.

"Tidak perlu ada yang ditutupi karena berbagai hobi, mulai dari kendaraan hingga satwa yang saya pelihara, didapat dengan cara yang legal. Untuk apa berpura-pura. Justru dengan terbuka apa adanya, saya bisa tenang menjalani kehidupan. Termasuk juga tenang menjalankan pengabdian sebagai politisi. Profesi saya hingga kini masih sebagai wartawan yang selalu mencatat, mencermati, menganalisis dan menuangkannya dalam bentuk tulisan, opini, Catatan sebagai Ketua MPR yang tersebar diberbagai media cetak maupun online," ungkapnya.

Ada lebih dari 30 judul buku saya sudah diterbitkan. Sementara hobi saya adalah menjadi pengusaha yang selalu mencari tatangan dan peluang. Menjadi politisi sebagai jalan pengabdian sekaligus wujud tanggung jawab sebagai putra dari Ibu Pertiwi. Karena jika hanya menjadi pengusaha, saya hanya bisa membantu sedikit orang. Namun dengan menjadi politisi, saya berkesempatan membantu lebih banyak orang," pungkasnya.

(fhs/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads