Penumpang KRL di Stasiun Sudirman sempat menumpuk. Penumpang mengeluhkan lamanya kedatangan kereta di tengah pemberlakuan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2023.
Salah satu anak kereta atau biasa disebut Anker, Betalia (26) mengatakan kebijakan Gapeka yang sudah diterapkan tidak membuat kepadatan KRL berkurang. Dia beranggapan kebijakan Gapeka tersebut tidak berpengaruh.
"Bagi saya ada Gapeka malah tetep sama aja padatnya. Malah menurut saya mau terapin Gapeka atau enggak tetep enggak ngaruh apa-apa," ujar Betalia, kepada wartawan, di Stasiun Sudirman, Kamis (15/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Betalia mengaku sudah terbiasa dengan kepadatan di stasiun KRL. Menurutnya pengguna KRL harus bisa beradaptasi dengan desak-desakan di kereta maupun stasiun.
"Ya udah biasa. Namanya juga Jakarta, harus kuat desak-desakan," katanya.
Senada dengan Betalia, Cepi (44), pengguna KRL lainnya juga berpendapat penerapan Gapeka tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Dia menyebut diterapkannya Gapeka membuat dirinya tetap merasakan desak-desakan di stasiun dan kereta.
"Jujur saya aja bingung Gapeka ini pengaruh positifnya apa. Tetep aja desek-desekan di KRL," ujarnya.
Cepi mengatakan adanya Gapeka justru membuat kedatangan kereta menjadi lebih lama. Dia bahkan pernah menunggu kereta hingga setengah jam.
"Malahan kalau saya ngerasanya kereta tuh jadi lama datengnya. Pernah saya nunggu hampir setengah jam," tuturnya.
Said (31), pengguna KRL lainnya berpendapat diterapkannya Gapeka membuat stasiun transit KRL menjadi lebih padat. Dia mengatakan kebijakan Gapeka yang memberikan banyak perubahan membuat banyak pengguna harus transit terlebih dahulu.
"Kalau pandangan saya itu justru stasiun transit jadi lebih padat. Karena ada Gapeka beberapa orang jadi harus transit karena kan ada banyak perubahan lagi," katanya.
Sementara itu, salah satu pengguna KRL, Iqbal (26) mengaku tidak mengetahui adanya kebijakan Gapeka. Menurutnya, desak-desakan di stasiun merupakan hal yang wajar.
Iqbal berharap pemerintah menemukan solusi lain agar kepadatan KRL berkurang. Menurutnya kepadatan yang terjadi di transportasi umum khususnya KRL membuat banyak orang beralih ke kendaraan lain.
"Kalau padet gini pasti buat sebagian orang jadi males naik transportasi umum. Apalagi KRL tuh rasanya yang paling ramai. Makanya harus kuat-kuatan," tuturnya.
(idn/idn)