Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar istilah absurd seperti pengembangan dan penguatan ditiadakan. Ia meminta agar saat ini rencana pemerintah harus dibuat to the point dan langsung eksekusi.
"Apalagi karena kita berhadapan dengan kompetisi dengan negara negara lain, nggak bisa lagi kita kaya dulu-dulu memakai istilah-istilah yang absurd, pengembangan, apa itu pengembangan, penguatan, apa itu penguatan, pemberdayaan," kata Jokowi sambil menggelengkan kepalanya dalam sambutannya pada Peluncuran Indonesia Emas 2024, di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2023)
Jokowi meminta agar saat ini harus disampaikan rencana dengan jelas dan dapat langsung dieksekusi. Hal itu agar cita-cita bonus demografi yang akan dialami Indonesia tahun 2045 tercapai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harus to the point apa nya, harus taktis apanya, untuk membawa kapal besar Indonesia menggapai cita-cita Indonesia emas 2045," katanya.
"Jadi rencana taktis, visi taktis, strategi besar, tetapi strategi yang taktis kemudian berani mengeksekusinya," sambung Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi menyoroti terkait adanya sejumlah negara yang pernah mengalami bonus demografi tetapi justru mengalami pengangguran karena tidak dapat memanfaatkan situasi tersebut. Oleh karena itu, Jokowi meminta pemerintah bekerja keras untuk mewujudkan Indonesia Emas 2024.
"Di sebuah negara di Afrika di 2015 juga mendapatkan bonus demografi, tapi dalam 7 tahun justru yang terjadi pengangguran melonjak, menjadi 33,6%. Saya tidak usah sebut negaranya mana, tapi saya yakin bapak ibu dan saudara saudara tahu. Dan kita tidak ingin terjadi seperti itu. Oleh sebab itu kita harus bekerja keras sekali lagi kita harus bekerja keras memanfaatkan peluang ini," kata Jokowi.
"Kita harus punya perencanaan taktis, bukan perencanaan tapi perencanaan taktis, visinya juga visi taktis, punya strategi juga strategi taktis karena kita berkompetensi dengan negara lain. Punya strategi besar tapi juga strategi taktis," katanya.
Sebab Jokowi menyebut dia sudah mendapat hitungan dari sejumlah pihak terkait potensi Indonesia menjadi negara besar perekonomiannya.
"Sekali lagi untuk membawa kapal besar bangsa Indonesia menggapai cita-cita Indonesia emas 2045 menjadi lima besar ekonomi dunia. Peluangnya ada, itung-itungaannya saya sudah dengar semuanya, dari Bappenas saya sudah dengar kalkulasinya dari MCKinsey sudah dengar itungannya dari IMF itungannya, world bank juga sudah dengar itungannya hampir mirip-mirip tapi tantangannya itu juga tidak mudah," katanya.
Simak Video 'Jokowi Temukan Anggaran Stunting Dipakai Untuk Perjalanan Dinas':