Sarang burung walet dikenal memiliki nilai yang sangat tinggi di pasaran. Namun selain sarangnya, kotoran burung walet juga ternyata bermanfaat bagi pertanian.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto menjelaskan kotoran burung walet sangat bermanfaat bagi tanaman hortikultura. Ia memprediksi sekitar 40-45% dari kotoran burung walet terbentuk dari material organik yang efektif untuk memperbaiki serta memperkaya struktur tanah.
Pupuk dari kotoran walet ini nantinya dapat digunakan pada semua jenis tanaman. Baik tanaman untuk perkebunan maupun tanaman hias di dalam pot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kotoran burung walet sangat cocok untuk menyuburkan tanah dan tentunya mampu meningkatkan produksi. Jadi, burung walet ini sejatinya keberkahan Allah SWT yang patut kita jaga dan lestarikan," ujar Prihasto dalam keterangan tertulis, Senin (12/6/2023).
Baca juga: Kisah Pengusaha Walet Dari Sebuah Buku |
Dalam kunjungannya ke Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija, dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat pada Sabtu (10/6), Prihasto mengatakan kotoran walet juga dapat berperan sebagai fungisida alami. Fungisida ini sangat berkhasiat bagi pertumbuhan tanaman karena mengandung berbagai bakteria dan mikrobiotik flora di dalamnya.
"Kandungan nutrisi kotoran walet ini selain cocok untuk dijadikan pupuk, dapat juga mengontrol jumlah nematoda yang pada umumnya memberi efek negatif pada tanaman di dalam tanah," tambahnya.
Senada, Direktur Perlindungan Hortikultura Jekvy Hendra menjelaskan kotoran walet sering digunakan sebagai aktivator pada pembuatan pupuk organik atau kompos. Menurutnya, kotoran walet yang dijadikan pupuk sangat ampuh dalam membantu tanaman agar dapat menyerap unsur nutrisi yang baik bagi pertumbuhannya karena memiliki daya kapasitas tukar kation yang cukup tinggi.
"Kotoran walet ini sangat kaya akan unsur makro mineral seperti fosfor dan juga nitrogen. Tanaman yang ditanam menggunakan pupuk kotoran walet pada umumnya tumbuh dengan batang yang lebih kuat dan pembentukan daun baru menjadi lebih optimal," terang Jekvy.
Ia menambahkan kotoran walet juga tidak akan berdampak negatif pada lingkungan (ramah lingkungan) karena tergolong kategori organik. Kotoran walet ini dapat dijadikan pupuk kompos berbentuk padat maupun cair, sehingga dapat membantu petani lebih mudah mengaplikasikannya.
"Perlu diperhatikan bahwa kotoran burung walet ini digunakan sebagai aktivator. Penggunaan kotoran burung walet secara langsung sebagai pupuk tidak lah dianjurkan karena dapat memberikan efek kurang baik bagi tanaman," pesannya.
Simak juga 'Bahas Sensus Pertanian, Jokowi Sindir Subsidi Pupuk Datanya Tak Tepat':