Waket MPR Minta Prokes Dijalankan Sebagai Bentuk Kenormalan Baru

Waket MPR Minta Prokes Dijalankan Sebagai Bentuk Kenormalan Baru

Dea Duta Aulia - detikNews
Sabtu, 10 Jun 2023 18:38 WIB
Lestari Moerdijat
Foto: MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong agar terwujudnya pemahaman masyarakat terkait pentingnya menerapkan protokol kesehatan (prokes) sebagai bentuk kenormalan baru dalam keseharian. Sehingga mampu membangun daya tahan anak bangsa yang lebih baik.

"Wujudkan kenormalan baru pascapandemi dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan sejumlah protokol kesehatan yang disarankan untuk menjaga daya tahan tubuh dalam aktivitas keseharian," kata Lestari Moerdijat dalam keterangannya, Sabtu (10/6).

Ia mengatakan Satuan Tugas (Satgas) penanganan COVID-19 menerbitkan protokol kesehatan terbaru dalam Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2023 Tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Surat tersebut ditandatangani Kepala BNPB yang juga Kasatgas Covid-19, Suharyanto, pada 9 Juni 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam SE tersebut antara lain menyebutkan pada kondisi sehat masyarakat diperbolehkan mencopot masker pada kondisi tertentu Ia mencontohkan ketika seseorang sedang merasa kurang sehat, tetap diwajibkan menggunakan masker atau saat berada di tempat umum.

Selain itu, ia menjelaskan dalam SE tersebut menyarankan masyarakat tetap melakukan vaksinasi COVID-19 sampai dengan booster kedua. Masyarakat juga dianjurkan tetap membawa hand sanitizer atau menggunakan sabun dan air mengalir untuk mencuci tangan untuk terhindar dari virus.

ADVERTISEMENT

"Tetap menerapkan protokol kesehatan dinilai penting mengingat virus korona yang menyebar terus beradaptasi hingga membentuk varian-varian baru yang mudah menular dan berdampak pada menurunnya daya tahan tubuh," ungkapnya.

Berdasarkan catatan Satgas COVID-19 per Jumat (9/6), kasus COVID-19 di Indonesia bertambah 191 kasus baru dengan 10.597 kasus aktif, kasus sembuh bertambah 376, dan pasien meninggal tercatat sebanyak 5 jiwa.

"Selain itu muncul ancaman gejala long COVID-19 seperti rasa lelah berlebihan, gangguan napas, nyeri sendi, dan nyeri dada yang diderita para penyintas COVID-19," jelasnya.

Ia berpendapat dengan protokol kesehatan yang lebih bersifat imbauan itu seharusnya para pemangku kebijakan lebih mengedepankan untuk menanamkan pemahaman kepada masyarakat, terkait pentingnya protokol kesehatan. Sehingga protokol kesehatan diterapkan sebagai sebuah kenormalan baru dalam keseharian. Sosialisasi masif, menurutnya, sangat penting dilakukan agar masyarakat paham bahwa kondisi pascapandemi harus dijalani dengan kenormalan baru.

Ia berpandangan sosialisasi tersebut harus segera dimulai dari lingkungan keluarga, komunitas, lingkungan pendidikan sampai ke masyarakat luas. Sehingga tujuan menerapkan protokol kesehatan sebagai bagian upaya melindungi setiap warga negara dari ancaman penyakit bisa direalisasikan dengan baik.

"Selain itu kesiapan pemerintah pusat dan daerah dalam menerapkan pelayanan kesehatan yang bersifat preventif juga harus dipastikan agar proses deteksi dini kesehatan dasar masyarakat dapat diterapkan di fasilitas-fasilitas kesehatan hingga tingkat kecamatan," jelasnya.

Menurutnya, kolaborasi yang kuat dari semua pihak, para pemangku kebijakan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat sangat diperlukan.

"(Kolaborasi) membangun daya tahan bangsa untuk merealisasikan pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang tangguh dan berdaya saing di masa depan," tutupnya.

(ncm/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads