Kualitas udara Jakarta yang memburuk beberapa waktu belakangan mulai berdampak pada kesehatan anak-anak. Para orang tua yang khawatir akan kesehatan anaknya mulai mengambil langkah serius.
Listya (32) menjadi salah satu orang tua yang ikut merasakan langsung dampak buruk kualitas udara Jakarta. Listya, yang makin khawatir akan kesehatan anaknya setelah dikonfirmasi menderita ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), mulai mengambil langkah pencegahan agar kondisi anaknya tidak makin parah.
"Anak saya dikonfirmasi sakit ISPA kemarin, sebelumnya tiap sore anak saya suka bermain di luar rumah. Yang bisa kami lakukan sebagai orang tua saat ini adalah melakukan hal-hal preventif seperti membatasi anak bermain ke luar rumah, membeli air purifier, dan mewajibkan anak pakai masker jika ke luar rumah," ungkapnya ketika dihubungi detikcom, Kamis (8/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Listya juga mengeluhkan perihal kualitas udara yang makin buruk. Menurutnya, anak-anak berhak memperoleh udara yang sehat.
"Tapi, kapan kualitas udara Jakarta membaik? Kita tau anak-anak memiliki hak untuk mendapatkan udara yang bersih," kata Listya.
Listya juga mengambil langkah lain dengan memberi asupan vitamin pada anaknya agar dapat membantu menjaga daya tahan tubuh anaknya. "Vitamin juga mesti ada di rumah. Asupan vitamin wajib setiap hari buat nambahin imun pada anak," ujarnya.
Hal serupa dilakukan oleh Ella (42), seorang warga Pulogebang, Jakarta Timur. Ella mencari cara selain membatasi aktivitas anaknya di luar rumah untuk mencegah dampak buruknya kualitas udara pada anaknya.
Ia menyediakan air purifier di mobil dan memasang pendingin ruangan yang memiliki plasma cluster (teknologi untuk mencegah virus yang mencemari udara). Selain itu, dia berencana menanam tanaman hias yang bisa membersihkan udara.
"Saya juga usahakan punya tanaman hias yang punya khasiat buat membersihkan udara. Saya sempat baca-baca ada beberapa tanaman hias dalam rumah yang bisa memperbaiki kualitas udara," ungkap Ella.
Langkah pencegahan lainnya juga diambil oleh Lika (32). Ibu dua anak itu berusaha agar sirkulasi udara di rumahnya tetap baik sehingga ia dan keluarganya bisa terhindar dari bahaya polutan udara.
"Sirkulasi udara di rumah yang aku perhatiin, biar pertukaran udara bagus plus nanem-nanem juga di halaman," kata Lika.
Lika juga mengungkapkan dirinya berkeinginan untuk memasang air purifier di rumahnya sebab khawatir dengan kualitas udara yang kian buruk dari hari ke hari. "Sekarang lagi cari-cari air purifier juga nih. Makin insecure rasanya tiap liat berita," tukas Lika.
Tak jauh berbeda, Dhini (34) mengambil langkah-langkah pencegahan serupa. Ia kini terus mewajibkan anaknya untuk menggunakan masker ketika bepergian.
Dhini juga rutin memberikan suplemen untuk anak-anaknya. Selain itu, ia memperhatikan asupan makanan yang masuk ke tubuh anak-anaknya agar tak mudah terserang penyakit.
"Anak-anak rutin saya kasih suplemen. Untuk makanan juga sebisa mungkin yang dimasak di rumah, atau kalau jajan yang tidak menimbulkan atau memancing batuk pilek. Tapi yang paling utama ya dari ketahanan tubuhnya," ujar Dhini.
(rdp/imk)