Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan total ada 21 jemaah haji meninggal dunia. Dante mengatakan jumlah ini tertinggi dalam empat tahun terakhir.
"Angka kematian dan angka wafat yang terjadi tahun ini yang kelihatannya memang dari evaluasi sampai saat ini ada 21 yang sudah wafat, ini tertinggi di 4 tahun terakhir, mudah-mudahan nggak semakin meningkat, dan akan kami upayakan semaksimal mungkin," ujar Dante saat Konferensi Pers RTM Evaluasi Pelaksanaan Ibadah Haji 1444 H/2023 M yang disiarkan di YouTube Kemenko PMK, Selasa (6/6/2023).
Dante mengungkapkan saat ini ada 236 jemaah haji yang melakukan rawat jalan. Dan ada juga jemaah haji yang menjalani rawat inap sebanyak 47 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini yang rawat jalan sudah 236, kemudian dirawat inap itu 256 dan sebagian besar sudah pulang, yang masih dirawat klinik kesehatan haji Indonesia itu 54 orang, yang pernah dirawat inap di rumah sakit Saudi ada 80 orang, dan yang masih dirawat sampai saat ini ada 47 orang," jelas Dante.
Panic Button untuk Jemaah Haji
Dante mengatakan pemerintah serius memberikan fasilitas terbaik bagi untuk jemaah haji lansia tahun ini. Sebab, tahun ini jumlah jemaah haji lansia tertinggi. Karena itu, pihaknya menyediakan panic button di handphone seluruh jemaah haji Indonesia.
"Dengan adanya jumlah tingkatan lansia tertinggi, dan kemudian ada iklim meningkat kemungkinan saat arafah suhunya bisa mencapai 50 derajat, maka risiko kesehatan juga semakin meningkat, karena itu kami sudah buat panduan kesehatan salah satunya heat stroke sebagai panduan kesehatan menanggulangi peningkatan kejadian masalah kesehatan akibat suhu tinggi. Kami juga siapkan panic button di HP jemaah, di mana kalau jemaah ada masalah kesehatan, jemaah bisa menekan tombol dan tenaga kesehatan segera mendatangi," jelasnya.
"Jadi ada 3 layer ketika panic button ditekan, pertama adalah petugas yang keliling di dalam area jemaah haji. Kedua, tenaga dokter yang melekat di dokter. Ketiga adalah klinik satelit yang kita bangun integrasi, jadi begitu panic button ditekan, maka tenaga kesehatan terdekat akan segera datang," tegas Dante.
Lebih lanjut, Menko PMK Muhadjir Effendy juga mengatakan jemaah haji lansia Indonesia diberi tanda khusus sehingga memudahkan tenaga kesehatan untuk memantau. Selain itu, Muhadjir mengatakan fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah juga sudah bagus.
"Jadi pelayanan kesehatan itu berjenjang, pertama ada pelayanan kesehatan di masing-masing posko, kalau itu nggak bisa ditangani naik ke poliklinik utama, dan kalau dibutuhkan pelayanan lebih lanjut itu di rumah sakit rujukan yang sudah ditunjuk pemerintah Arab Saudi, jadi dengan panic button tergantung di mana posisinya (jemaah) dia bisa saja dirujuk ke RS Arab Saudi," jelas Muhadjir.
Simak Video 'Kisah Mutiharoh, Calon Haji Tertua di Tasik Berusia 103 Tahun':