Sosok Sersan Mayor (Serma) Mohammad Riadi viral di media sosial. Riadi ditangisi anak-anak di Hote, Waesama, Buru Selatan, Maluku, saat pindah tugas.
Seperti dikutip dari situs resmi TNI AD, Senin (5/6/2023), Serma Riadi meninggalkan wilayah tugasnya di Hote untuk bertugas di tempat baru di Bangkalan, Madura. Selama di Hote, Babinta kelahiran 1984 itu lebih dikenal sebagai guru mengaji dibanding tentara.
Riadi mengawali tugasnya di Batalyon Infanteri 731/Kabaresi pada 2006, lalu ke Resimen Induk Kodam XVI/Pattimura, kemudian ke Koramil 1506-05 Kodim 1506/Namlea. Serma Riadi kemudian memilih jalan untuk mengabdi mengajar baca Al-Qur'an ke anak-anak di Desa Hote sejak 2020.
"Awalnya, di sela-sela tugas sebagai Babinsa, saya membuka kursus Bahasa Inggris gratis bagi anak-anak usai sekolah. Mereka sangat meminatinya. Para orang tua pun merasa terbantu. Sampai kemudian mereka mulai malas belajar setelah sekolah diliburkan karena pandemi," kata Riadi.
Riadi kemudian memutuskan tetap mengajar di Desa Hote sesuai dengan minat anak-anak di sana, terutama mengaji. Dia ingin anak-anak mendapat pendidikan agama yang cukup di samping ilmu pengetahuan umum.
Anak-anak di Desa Hote pun antusias. Bahkan, rumah Riadi dijadikan seperti sekolah kedua. Anak-anak datang ke kediaman Riadi mulai siang dan malam hari untuk belajar.
Fitriah, istri dari Serma Riadi, kebetulan seorang guru di SMP Satap 02 Waesama sehingga keduanya bahu membahu mengajarkan anak-anak di Desa Hote.
Serma Riadi Bangun Musala dan Tempat Mengaji
Upaya Riadi untuk memberikan pendidikan agama kepada anak-anak di Desa Hote tak sampai di situ. Dia berinisiatif membangun sebuah musala dan tempat pengajian. Di rumahnya juga menyiapkan perpustakaan untuk anak-anak, namanya 'Taman Baca Dunia Akherat'. Sedangkan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dinamainya Al-Alim.
"Saya membangun musala dari tabungan uang gaji saya. Adanya musala ini membantu saya lebih intens mengajari mereka mengaji dan salat lima waktu. Siang malam tidak kurang 60 orang anak ini bersama-sama saya sejak masa pandemi hingga awal 2023 ini," ungkap Riadi.
Namun kebersamaannya dengan anak-anak di Desa Hote harus berpisah pada 12 Januari 2023. Riadi harus pindah bertugas ke wilayah Kodam V/Brawijaya.
Riadi juga hendak merawat orang tuanya yang sedang sakit. Namun, kedua orang tuanya berpulang sebulan kemudian. Riadi pun kian galau untuk meninggalkan Pulau Buru, apalagi perintah penempatan di Koramil 0829-01 Kota Bangkalan sudah turun. Sementara keinginannya untuk mengajar di Desa Hote masih begitu besar.
Sementara itu, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf mengungkap pesan dari istri Riadi. Kala itu istri Riadi menghubungi via WhatsApp menceritakan keinginan suaminya kembali ke Maluku.
"WhatsApp dari istrinya di awal-awal saya berdinas di Kodam V/Brawijaya. Saya tanya ke Serma Riadi, kamu ingin kembali? Dijawabnya bahwa ia besar hati untuk kembali lagi ke sana. Saya kemudian langsung meminta Asper Kolonel Inf Win Nindar untuk segera mengurus mutasinya. Ia akan lebih baik bila kembali ke sana, meneruskan pengabdian yang sudah dimulainya," tutur Farid.
Setelah menerima penghargaan dari Danrem 084/Bhaskara Jaya Brigjen TNI Terry Tresna Purnama, Senin (8/5/2023), tekad Riadi untuk kembali kian kuat. Apalagi jauh hari sebelumnya, Pangdam V/Brawijaya telah menyetujui permohonannya.
"Saya selalu teringat bahwa anak-anak harus terus didampingi untuk belajar agama, istri saya seorang pasti tak mampu sendiri mengajar anak-anak itu. Apalagi Ibu Quraisin Latubual, ibu dari Ratu Aqila Buton, mengirim pesan padanya bila anaknya terus menangis saat ditinggal 'Om Tentara' sampai-sampai badannya demam," ujar Riadi.
(idn/idh)