Anak Indonesia Dibawah Bayang-Bayang Diabetes

Sudut Pandang

Anak Indonesia Dibawah Bayang-Bayang Diabetes

Edward F. Kusuma - detikNews
Senin, 05 Jun 2023 07:03 WIB
Jakarta -

Hasil temuan terbaru Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, semua orang memiliki potensi sebagai pengidap diabetes. Hal ini terjadi karena adanya kombinasi antar gen yang memungkinkan adanya peningkatan risiko diabetes.

Hal ini dikuatkan dengan adanya rilisan data terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Data itu menunjukkan kenaikan persentase angka penyandang diabetes anak dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Tercatat, 1.645 anak-anak penyandang diabetes tersebar di 13 rumah sakit di Indonesia.

"Dari penelitian yang kita lakukan tidak ada orang Indonesia yang tidak punya gen diabetes, semua orang di Indonesia punya gen diabetes, gen diabetes itu tidak tunggal muncul sendiri tetapi berdasarkan kombinasi atas gen lain," ujar Wamenkes Dante Saksono kepada tim Sudut Pandang detikcom, Senin (5/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dante mengatakan, faktor genetik secara keturunan membuat peluang paling mudah anak-anak kena diabetes. Kemungkinannya semakin membesar bila salah satu atau bahkan kedua orang tuanya memiliki riwayat sakit diabetes.

"Semakin rapat perkawinan dengan orang yang mempunyai gen diabetes semakin rapat kemungkinan, jadi kalau satu anak punya ibu diabetes maka dia punya 6 kali lebih besar resikonya, kalau dia bapaknya diabetes 12 kali jadi diabetes, kalau bapak ibu kena diabetes kurang dari 40 tahun maka dia punya kemungkinan lebih besar lagi bisa 20 kali lipat penderita diabetes," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Bahkan dari catatan Kemenkes, kata Dante, data penderita diabetes anak lebih besar dibanding data milik IDAI. Adapun menurutnya, hal ini disebabkan oleh dua hal yaitu keturunan serta gaya hidup.

"Diabetes itu dibentuk oleh dua hal mozaiknya yang pertama genetik yang kedua faktor life style, yang kedua ini diabetes yang paling banyak," ujarnya.

Faktor gaya hidup menjadi ancaman nyata bagi anak-anak dan remaja saat ini. Masalahnya, tidak semua orang tua memahami apa itu diabetes beserta seluk-beluknya.

Pasangan Udud Halomoan dan Ayu Ardian membagikan pengalaman mereka dalam merawat kedua anak balitanya yang terkena diabetes. Berat badan anaknya tidak bertambah meski telah diberi banyak asupan makanan. Mereka tidak menyadari gejala-gejala yang timbul sebagai indikator munculnya diabetes dalam tubuh anak mereka.

"Dari gejala kemarin nggak mau tumbuh badan, kencing-kencing terus," ujar Udut.

Udut mengatakan semakin hari kondisi Kesehatan anaknya semakin turun, hingga akhir dokter mendiagnosis anak diabetes melitus. Padahal baik dirinya dan istri tidak ada riwayat sakit itu

"Dokter bilang bahwa anak saya diabetes melitus, diabetes melitus penyakit apa saya aja enggak tahu waktu itu, keturunan saja tidak ada, tetapi kata dokter sekarang bisa karena pola makan'' ujar Udut.

Setelah mencari tahu tentang penyakit diabetes melitus, Udut akhirnya mempercayai bahwa pemberian makanan berpemanis secara berlebihan adalah salah satu sumbernya. Ia mengatakan, makanan dan minuman dengan pemanis buatan menjadi asupan sehari-hari bagi buah hati.

Simak Video 'Waspada Diabetes pada Anak':

[Gambas:Video 20detik]


Saksikan Live DetikPagi:

Benarkah pola makan adalah faktor utama? Halaman selanjutnya.

"Dari jajanan sih, es krim yang sering, Namanya kita punya anak sayang mau apa kita kasih, mau apa kita kasih,"kata Udut.

Lain dengan Udut, cerita Arief Novianto yang juga ketua komunitas Ikatan Anak Remaja Diabetes Indonesia (IKADAR) membagikan pengalaman yang berbeda. Faiz, anak bungsunya sudah menyandang diabetes sejak umur enam tahun atau 13 tahun lalu. Anehnya, Arief dan istrinya tidak memiliki riwayat penyakit diabetes. Sementara dari ketiga anaknya, hanya Faiz yang didiagnosis penyakit diabetes. Ia juga menampik kalau anaknya sakit diabetes karena konsumsi makanan berpemanis yang berlebihan.

"Memang banyak yang masih awam, enggak cuma awam tenaga Kesehatan juga banyak ketika misal saya ambil rujukan ke faskes tingkat 1, tenaga Kesehatan mengatakan oh ini karena makannya ya, padahal saya sepengetahuan saya makan anak saya biasa-biasa aja tidak pernah konsumsi soda, makanan manis dan segala macam makan karbohidrat tidak berlebih jadi Jadi factor salah makan itu buat kami itu tidak ada," ujarnya Arief.

Arief mengatakan masih banyak yang mengira bahwa diabetes disebabkan oleh pola makan. Faktanya, diabetes juga bisa diakibat oleh penyakit autoimun.

"Karena banyak anak tipe 1 bukan karena pola makan atau keturunan tapi faktor genetik yang mempengaruhi munculnya autoimun dia yang kemudian memicu DM tipe 1, mungkin autoimun bisa menyebabkan penyakit penyakit lain tapi buat kami yang terpicu DM tipe 1," tuturnya.

Hal itu juga diakui oleh Dante. Sebagai dokter endokrin, ia menjelaskan bahwa setidaknya ada empat tipe jenis diabetes. Dari keempat jenis itu, diabetes tipe satulah yang sering ditemui pada anak-anak dan remaja.

"Nah diabetes tidak ada hubungan genetik tadi adalah tipe 1 tidak ada faktor keturunan tapi secara genetic dia muncul sendiri sebagai salah satu faktor mutasi, mutasi itu yang tadinya tidak ada pada orang tua tiba-tiba ada pada badanya dan ini yang ada pada anak-anak, anaknya biasanya tubuhnya kurus berat badan tidak naik anaknya gampang ngantuk," ujar Dante.

Dante membocorkan bahwa Kemenkes tengah berupaya untuk menurunkan angka penyandang diabetes khususnya pada anak dan remaja. Salah satunya dengan memperketat aturan pemanis buatan pada makan dan minuman.

"Sebenarnya kita sudah punya aturan maka berpemanis kemasan dan itu sudah ada aturannya dan sudah ada aturan tentang regulasi itu tetapi mungkin akan kita tingkatkan lagi atau aturan naikan tidak hanya makanan berkemasan saja untuk cantumkan jumlah kalori pada makanan," tutupnya.

Halaman 2 dari 2
(edo/vys)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads