Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menekankan pentingnya meningkatkan efektivitas penanggulangan dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Hal ini perlu dilakukan untuk menjawab sejumlah tantangan dalam upaya mengakselerasi pembangunan nasional.
"Jumlah penduduk miskin yang harus dientaskan saat ini masih relatif tinggi sekaligus merupakan tantangan yang harus segera dijawab bersama dalam rangka mempercepat proses pencapaian Indonesia yang lebih adil, makmur, dan sejahtera," kata Lestari dalam keterangannya, Minggu (4/6/2023).
Berdasarkan data World Bank pada 2022 lalu, angka kemiskinan di Indonesia diketahui mencapai 16% dari total penduduk. Perhitungan jumlah penduduk miskin itu dengan asumsi pendapatan mereka di bawah US$ 1,90 per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) beberapa waktu lalu mengungkapkan outlook jumlah kemiskinan di Indonesia pada 2024 mendatang adalah 7,99%.
Perempuan yang akrab disapa Rerie ini menegaskan upaya penajaman dan perbaikan data kependudukan yang lebih rinci harus secara konsisten dilakukan. Dengan demikian, akurasi penanggulangan kemiskinan dapat lebih akurat mencapai kelompok sasaran.
Ia menambahkan program pemberdayaan ekonomi yang masif juga harus diintegrasikan, serta menjadi kepedulian bersama para pemangku kebijakan di tingkat pusat dan daerah. Menurutnya, upaya pengentasan kemiskinan yang terintegrasi dan konsisten merupakan langkah strategis yang harus dilakukan.
Lebih lanjut, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menerangkan upaya pengentasan kemiskinan dalam proses pembangunan memiliki dimensi ekonomi dan sosial. Serta menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia nasional.
Menurutnya, seluruh faktor itu sangat berperan mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berdaya saing tinggi dan tangguh di kawasan dan dunia di masa mendatang, baik secara ekonomi maupun politik.
(ega/ega)