Pria bernama Yordan Gifford Reinhart (26) mengaku menjadi korban penipuan jasa rental mobil di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Uang senilai Rp 11,4 juta raib.
Yordan mengatakan awalnya ingin menyewa mobil untuk liburan ke Bandung, Jawa Barat, selama tiga hari. Dia pun mencari akun jasa rental mobil di media sosial hingga menjatuhkan pilihan ke rental mobil 'ANR'.
"Jadi kronologinya itu awalnya kan saya cari-cari sewa mobil di Instagram. Sebenarnya yang saya kena ini sekarang bukan yang bakal saya kontak. Tapi pertama itu full, yang kedua juga full, dapatlah ini. Setelah saya coba tanya unitnya yang ready apa, itu ada," kata Yordan kepada wartawan, Sabtu (3/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan biaya sewa mobil senilai Rp 300 ribu per hari dengan deposit seharga biaya sewa tersebut. Yordan pun setuju dan mentransfer biaya sewa dan deposit untuk tiga hari senilai Rp 1,8 juta.
"Itu kejadian saya tanya dua hari yang lalu, tanggal 31 Mei. Lalu ada, terus tanggal 1 Juni saya coba transaksi. Pertama itu, oke diproses. Tapi harus bayar jumlah sewanya beserta deposit. Di awal itu diinfoin depositnya itu sejumlah harga sewa. Rencana sewa itu tiga hari, nah tiga hari per harinya Rp 300 ribu. Kalau tiga hari itu berarti Rp 900 ribu. Nah berarti jumlah depositnya sama Rp 900 ribu. Jadi transaksi pertama itu sudah saya transfer Rp 1,8 juta," ujarnya.
Dia mengatakan pihak jasa rental mobil itu menyebut tengah memproses pembayaran yang dilakukannya. Namun, dalam hitungan jam, biaya deposit sewa mobil itu justru berubah dari Rp 900 ribu menjadi Rp 2,6 juta, lalu Rp 3,5 juta.
"Pukul 16.12 WIB saya transfer kekurangan deposit sebesar Rp 2.600.000, dan pelaku menginfokan akan memproses. Pukul 17.43 WIB, pelaku menginfokan kalau deposit tidak sesuai, dan mengoreksi bahwa deposit sebesar Rp 3.500.000 per hari. Pukul 18.31 WIB, saya melakukan transfer sebesar Rp 7.000.000 terhadap pelaku, pukul 20.04 WIB pelaku info kalau sudah diproses. Tetapi belum menerima transaksi deposit sebesar Rp 10.500.000, tetapi ada transaksi masuk sebanyak tiga kali," jelasnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....
Simak juga 'Jubir Anies Sebut Politik Kini Dimaknai Sangat Dangkal untuk Buat Konten':
Dia mengatakan pihak jasa rental mobil itu menyebut belum menerima uang deposit yang dikirimnya senilai Rp 10,5 juta dan meminta transfer ulang. Dia pun mulai curiga lantaran jasa rental mobil justru menanyakan isi saldo rekeningnya.
"Tapi dia minta transfer ulang satu kali sejumlah Rp 10,5 juta itu. Karena saya sudah keterbatasan dana, saya bilang nggak ada dana. Terus mereka tanya, 'Ada saldo berapa?' Di sini saya mulai curiga, karena pihak rental menanyakan hal seprivasi itu. Saya akhirnya pancing aja, saya bilang hanya ada Rp 5 juta. Terus mereka bilang, 'ya udah, Pak, transferkan Rp 5 juta dan kita cetak invoice-nya, setelah itu armadanya sudah pasti kami keep untuk Bapak' gitu," ujarnya.
Dia mengatakan meminta alamat kantor jasa rental mobil itu untuk melakukan negosiasi secara langsung. Saat didatangi, Yordan pun kaget lantaran alamat kantor itu berupa bangunan rumah kosong.
"Nggak ada (kantornya), itu rumah kosong yang baru dibeli 2 bulan lalu," ujarnya.
Dia meminta perwakilan pihak jasa rental mobil itu untuk datang ke alamat kantor yang diberikan tersebut. Dia menuturkan pihak jasa rental mobil itu kemudian menawari pembatalan pesanan dan pengembalian dana (refund).
"Setelah 30 menit di sana dan nggak berujung, pihak rental bilang 'ya udah di-cancel aja, Pak, orderannya. Kami proses refund.' Dia minta nomor rekening, jadi saya share norek saya," ujarnya.
Dia mengatakan terakhir berkomunikasi dengan pihak jasa rental mobil itu pada Jumat (2/6). Dia menuturkan pesannya tak mendapat respons dan dana refund yang dijanjikan juga tak kunjung diterima hingga saat ini.
"Setelah saya menaruh curiga kan, untuk kejadian itu limitnya tanggal 1 Juni, tanggal 2 Juni saya cek siang dia masih update, jadi update seperti bukti transfer bukti booking dan Instastory juga mereka buat. Dan coba saya WA memang tidak diblok, tapi nggak dibalas nggak di-read," kata Yordan.
Yordan pun melaporkan peristiwa itu ke Polres Metro Jakarta Selatan. Laporan Yordan teregister dengan nomor LP/1668/VI/2023/Polres Metro Jakarta Selatan/ tertanggal Jumat, 2 Juni 2023.
"Tapi sampai sekarang tidak ada iktikad baik, jadi saya serahkan ke pihak yang berwajib," ucapnya.